.

Senin, 30 Mei 2016

Siklus Ekonomi Indonesia

Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus-menerus bertumbuh, pada satu tahun bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik-turun perekonmian dikenal sebagai siklus ekonomi.
1.       Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi, yang teridiri atas empat elemen:
a.       Gerakan menaik
b.      Titik puncak atau kulminasi
c.       Gerakan menurun
d.      Titik terendah atau nadir

                Biasanya indicator yang digunakan untuk menganilisis siklus ekonomi adalah pertumbuhan          ekonomi atau jumlah output rill, serta tingkat harga.
2.       Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang Memengaruhi
a.       Siklus Jangka Pendek
Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Faktor-faktor yang diduga memengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah dan adat istiadat atau kebiasaan.
b.      Siklus Jangka Menengah
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Menurut William Stanley Jevon, siklus ekonomi di bumi (dalam hal ini perekonmian inggris) dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu siklus bintik matahari yang berdaur ulang 11 tahun sekali.
c.       Siklus Jangka Panjang
Durasi sikus ini berkisar antara 48—60 tahun. Salah satu faktor yang diduga berada di belakang siklus jangka panjang adalah ditemukan dan diterapkannya teknolgi baru.

3.       Siklus Ekonomi Kesempatan Kerja dan Inflansi
a.       Siklus Ekonomi dan Kesempatan Kerja
Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama bila analisisnya jangka pendek. bila output riil berada di bawah output natural, maka tingkat pengangguran meningkat dan melebihi tingkat pengangguran natural. Sebaliknya, bila output riil melebihi output natural tingkat pengangguran akan menurun dan lebih rendah daripada tingkat pengangguran natural. Jika output riil sama dengan output natural, tingkat pengangguran akan sama dengan tingkat pengangguran natural.

b.      Siklus Ekonomi dan Inflansi
      Diagram (a) adalah siklus output dan diagram (b) adalah siklus inflansi. Dari diagram terlihat bila output rill berada di bawah output natural, inflansi cenderung menurun. Sebaliknya, bila output rill berada di atas output natural, inflansi cenderung meningkat.  


1.       Pengelolaan Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi tidak dapat terhindari, yang dapat dilakukan adalah mengelola siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.
 Sumbu vertical dalam diagram adalah output riil. Sedangkan garis lurus adalah trend output natural. Pada awalnya, memang fluktuasi output sangat besar, karena simpangan siklus selama periode sangar besar. Namun karena pengelolaan yang baik, maka simpangan dalam periode selanjutnya mengecil, sementara ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan hangka panjangnya karena output natural terus menigkat.
a.       Kebijakan Jangka Pendek
Target utama kebijakan jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output natural (output gap).
b.      Kebijakan Jangka Panjang
Target yang ingin dicapai dalam jangka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan yang mengecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.

1.    Siklus Ekonomi Indonesia
1.)    Periode 1969-1995
a.      Indikator PDB Riil
Bila menggunakan data PDB riil bertahun dasar 1990, perekonomian Indonesia selama 1969-1994 terus mengalami pertumbuhan, dalam arti selama PJP I perekonomian Indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif). Selama PJP I pemerintah dapat mempertahankan pertumbuhan jangka panjang. Hal ini yang menyebabkan selama PJP I, PDB riil menjadi sekitar 6 kali lipat.
b.      Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan indikator pertumbuhan ekonomi dapat disimpulkan bahwa selama PJP I mengalami fluktuatif tingkat pertumbuhan ekonomi. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat fluktuatif disebabkan perekonomian Indonesia sangat tergantung kepada kondisi eksternal. Misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi selama periode 1970-an, khususnya 1971-1973 disebabkan  naiknya harga minyak bumi, yang meningkatkan penerimaan ekspor migas (oil boom). Sedangkan pertumbuhan ekonomi yang rendah terutama pada periode 1982, disebabkan perekonomian mengalami resesi.

2.)     Periode 1990-an
Memasuki tahun 1990-an perekonomian Indonesia kembali menikmati pertumbuhan tinggi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi ini menyebabkan selama 7 tahun pertama periode 1990-an, PDB riil hamper menjadi dua kali lipat yaitu dari RP 263 triliun di tahun 1990 menjadi RP 434 triliun di tahun 1997.

3.)    Krisis Ekonomi 1998
Selama periode 1990an, resesi terjadi pada triwulan pertama dan kedua 1998. Resesi ini menandai dimulainya krisis ekonomi Indonesia, setelah diawali krisis nilai tukar rupiah pertengahan tahun 1997. Memasuki tahun 1999 perekonomian tidak mengalami penurunan output lagi, sedangkan tahun 2000 output sudah mulai tumbuh kembali. Namun tingkat pertumbuhan masih di bawah rata-rata 1990-1999.
Krisis ekonomi Indonesia merupakan konsekuensi dari mekanisme pasar yang ditempuh pemerintah. Risiko dari mekanisme pasar adalah kegagalan pasar (market failure), yang disebebkan ketidaksempurnaan informasi (imperfect information) dan penyimpangan moral (moral hazard) para pelaku ekonomi. 

Daftar Pustaka:
Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE
Adiwarman. 2008.  Ekonomi Makro Islam Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sumitro. 1991.  Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi), edisi ketiga/Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Jakarta: Indonesia, 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.