.

Selasa, 31 Mei 2016

SIKLUS EKONOI


SIKLUS EKONOMI


Siklus Ekonomi


SIKLUS EKONOMI INDONESIA


Siklus Ekonomi


Siklus Ekonomi

Siklus Ekonomi
          Siklus ekonomi adalah periode yang terulang secara teratur dalam pengembangan sebuah pasar perekonomian. Keseluruhan trend dari pertumbuhan ekonomi disertai dengan adanya fluktuasi secara periodik dalam aktivitas perekonomian, yaitu : kemunduran dan perluasan yang terjadi secara silih berganti pada produksi, investasi, peningkatan dan penurunan pada level pendapatan, ketenagakerjaan, harga-harga, suku bunga dan rate pada sekuritas. Siklus aktivitas ekonomi meliputi 4 fase berikut : Ekspansi, Peak, Resesi dan bottom.


Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus eknomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen:
1.)     Gerakan Menaik (Upturn atau Expansion)
Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik (upturn). Kadang-kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi (expansion) bila gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut-turut.
2.)    Titik Puncak atau Kulminasi (Peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya. Suatu ketika gerakan menaik ini mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi (peak). Setelah mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
3.)    Gerakan Menurun (Downturn atau Recession)
Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang-kadang gerakan penurunan ini disebut resesi (recession), bila terjadi selama minimaldua triwulan berturut-turut.
4.)    Titik Terendah atau Nadir (Trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang disebut titik nadir (trough). Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaikBiasanya 


Durasi Siklus dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1.)    Siklus Jangka Pendek (Kitchin Cycle)
           Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 tahun. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph Kitchin (1923). Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat istiadat atau kebiasaan (custom). Yang termasuk pengaruh alamiah antara lain siklus iklim, pengaruh sinar matahari, curah hujan, kekuatan angin, dan gelombang laut. Misalnya, di Indonesia kegiatan penanaman padi akan memuncak pada musim penghujan. Pengaruh adat istiadat maupun kebiasaan terhadap aktivitas ekonomi jangka pendek juga terlihat. Di negara-negara barat pengaruh perayaan Natal dan Tahun Baru terhadap aktivitas perekonomian yang dapat disamakan dengan pengaruh bulan Ramadhan dan Hari Raya Lebaran terhadap perekonomian di Indonesia.

2.)    Siklus Jangka Menengah (Juglar Cycle)
           Durasi siklus jangka menengah berkisar  7-11 tahun. Pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh Clement Juglar (1860). Menurut ekonomi inggris, William Stanley Jevon siklus ekonomi di bumi dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu siklus bintik matahari (sunspot) yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Aktivitas bintik matahari menurut Jevon, akan mempengaruhi siklus iklim atau cuaca. Siklus iklim atau cuaca akan mempengaruhi output perekonomian, yang muaranya mempengaruhi output perekonomian nasional.

3.)    Siklus Jangka Panjang (Kondratief Cycle)
             Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nicolai D. Kondratief (1925). Durasi siklus jangka panjang berkisar antara 48-60 tahun. Salah satu faktor yang berada di belakang siklus jangka panjang adalah ditemukan dan diterapkannya teknologi baru (invention and innovation). Contohnya, siklus jangka panjang yang terjadi di Amerika Serikat antara lain periode 1787-1842 dan 1843-1847.

Sumber :

SIKLUS EKONOMI

Siklus Ekonomi


Dapat dikatakan adanya pasang-surut kegiatan ekonomi dalam perkembangan keadaan. Fenomena pasang-surut dalam gerak gelombang kegiatan ekonomi itu dalam dunia ilmu ekonomi di Eropa barat lazim disebut konjungtur ekonomi, sedang dalam karya pengarang Inggris mula-mula digunakan istilah Trade Cycle, dan di Amerika Serikat diistilahkan Business Cycle. Dalam telaah tinjauan Prof Soemitro Djojohadikusumo (1991) digunakan istilah “siklus kegiatan ekonomi” atau singkatnya siklus ekonomi.
            Siklus ekonomi secara teratur terus berulang dalam pengembangan ekonomi pasar. Kecenderungan keseluruhan pertumbuhan ekonomi disertai dengan fluktuasi periodik dalam kegiatan ekonomi: Alternatif kontraksi dan ekspansi produksi, mengurangi investasi, dan meningkatkan tingkat pendapatan, pekerjaan, harga, suku bunga, tingkat efek.
            Pengertian tentang teori siklus ekonomi sangat relevan dalam rangka pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang menyangkut kebijakan negara untuk melakukan perubahan struktural dalam tata susunan ekonomi masyarakat yang memakan usaha jangka panjang untuk masa waktu beberapa generasi.
            Siklus bisnis (Bussiness Cycle) atau juga dikenal dengan siklus ekonomi (Economic Cycle) adalah pola jangka panjang pertumbuhan (ekspansi) dan resesi (kontraksi ekonomi).

1.    Anatomi Siklus Ekonomi

            Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik – turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen :

1)    Ekspansi
Setelah mencapai titik terendah dari siklus terdapat tahap pemulihan, yang dicirikan oleh pertumbuhan lapangan kerja dan produksi. Banyak ekonom percaya bahwa tahap ini memiliki inflasi yang rendah sampai perekonomian mulai beroperasi pada kapasitas penuh atau, dengan kata lain, sampai mencapai puncaknya.

2)       Puncak
Sebuah puncak, atau puncak siklus bisnis, adalah titik tertinggi pemulihan ekonomi. Pada titik ini, pengangguran mencapai tingkat terendah atau menghilang seluruhnya dan ekonomi yang beroperasi dengan beban maksimal (atau dekat dengan itu), yaitu seluruh ibukota negara dan sumber daya tenaga kerja yang terlibat dalam produksi. Biasanya, meskipun tidak selalu, selama peningkatan tekanan puncak inflasi.

3)      Resesi
Resesi adalah periode dari mengurangi output dan kegiatan usaha. Sebagai hasil dari kontraktor pasar, penurunan biasanya ditandai dengan menumbuhkan pengangguran. Sebagian besar ekonom percaya bahwa penurunan ekonomi atau resesi hanya penurunan dalam kegiatan usaha, yang berlangsung setidaknya enam bulan.

4)      Bawah
Bawah siklus ekonomi adalah titik terendah dari produksi dan kerja. Hal ini diyakini bahwa pencapaian bawah adalah akhir dari resesi karena fase siklus tidak panjang. Setelah mencapai titik nadir atau titik bawah ini, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.

2.  Durasi Siklus dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

            Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.

a.       Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle)

Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph Kitchin (1923). Itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus Kitchin (Kitchin cycle).
Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah dan adat – istiadat atau kebiasaan.

b.      Siklus jangka menengah (Juglar Cycle)

Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh Clement Jugalar (1860)

c.        Siklus jangka panjang (Kondratief Cycle)

Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925).
Durasi siklusnya berkisar 48-60 tahun. Kadang-kadang mereka disebut dengan nama-nama peneliti mereka.

•    Siklus Investasi (7-11 tahun) yang dipelajari oleh Clement Juglar;
•    Siklus investasi Infrastruktur (15-25 tahun) yang dipelajari oleh Simon Kuznets;
•    Seri Kondratieff (45-60 tahun) yang digambarkan oleh ekonom Rusia Nikolai Kondratiev;
•    Siklus Forrester (200 tahun) dijelaskan oleh insinyur Amerika Jay Forrester.
3.  Siklus Ekonomi, Kesempatan Kerja dan Inflasi

            a.  Siklus ekonomi dan kesempatan kerja
Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama bila analisanya janka pendek. Sebab, dalam janka pendek teknologi dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus sangat terasa bagi kesempatan kerja.

            b.  Siklus ekonomi dan inflasi
Jika output riil lebih kecil dari output natural , inflasi cenderung menurun dan begitu pula sebaliknya jia output riil lebih besar dari output natural maka inflasi cenderung meningkat. Karenanya pengaruh siklus sangat berpengaruh terhadap inflasi.

4.    Pengelolaan Siklus Ekonomi

            Karena siklus ekonomi tidak terhindari, yang dapat dilakukan adalah mengelolah siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal mungkin, sementara pola siklus diusahakan stabil meningkat. Dalam arti, simpangan gerak naik – turun output diusahakan tidak terlalu lebar, sementara kecenderungan output jangka panjang terus meningkat.

            a.  Kebijakan jangka pendek
                 Target utama jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output natural.

            b.  Kebijakan jangka panjang
                            Target yang ingin dicapai dalam janka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan yang kecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.
                                                                                            

5.    Siklus Ekonomi Indonesia

Siklus ekonomi Indonesia akan sangat menarik bila dibahasa secara menyeluruh. Namun,
penafsiran siklus tersebut membutuhkan teori-teori tingkat lanjut. Maka dalam penjelasan kali ini, kami hanya melihat siklus ekonomi dari indikator PDB riil dan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1990 Triwulan I – 1999 Triwulan IV ketika krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1988.
Selama periode 1990-an, resesi terjadi pada triwulan pertama dan kedua pada tahun 1998. resesi
ini menandai dimulainya krisis ekonomi Indonesia, setelah diawali krisis nilai tukar rupiah pada tahun pertengahan 1997. memasuki tahun 1999, perekonomian tidak mengalami penurunan output lagi, sedangkan tahun 2000 output sudah mulai tumbuh kembali. Namun tingkat pertumbuhan masih dibawah rata-rata 1990-1999.
            Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa perekonomian Indonesia tiba-tiba mengalami krisis,setelah menikmati pertumbuhan jangka panjang selama sekitar tiga dasawarsa?Ada berbagai jawaban atas pertanyaan ini.Salah satu jawabannya adalah krisis ekonomi Indonesia merupakan konsekuensi dari mekanisme pasar yang ditempuh pemerintah.Resiko dari mekanisme pasar adalah kegagalan pasar (market failure) ,yang disebabkan ketidak sempurnaan informasi (inperfect information) dan atau penyimpangan moral (moral hazard).
            Memasuki periode 1980-an pemerintah mulai menungurangi perannya dalam memacu pertumbuhan ekonomi.Tampaknya secara bertahap pasar diberikan keleluasaan dalam berkerja agar alokasi sumber daya ekonomi makin efisien.Mekanisme pasar juga meningkatkan kemampuan individu (produsen dan atau konsumen) untuk mengoptimalkan dirinya.Kemampuan optimalisasi individu ini dipercaya akan memberikan sumbangan positif terhadap perekonomian.
            Proses peleluasaan pasar dimulai dengan liberalisasi sektor perbankan 1983,yang diikuti langkah-langkah liberalisasi dan deregulasi selanjutnya.Memasuki periode tahun 1990-an langkah-langkah tersebut tampaknya membuahkan hasil,dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi.Jika lokomotif pertumbuhan periode 1970-an adalah sektor pemerintah,maka lokomotif pertumbuhan periode 1990-an adalah sektor swasta.


            Kunci dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi adalah tingginya investasi selama periode 1990-an yang hampir mencapai 40% PDB.Sebagian besar investasi tersebut merupakan investasi swasta.Investasi ini umumnya berasal dari hutang,baik domestik maupun luar negeri.Selama periode 1990-an pertumbuhan hutang luar negeri swasta melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi.Sedangkan utang sektor swasta terhadap perbankan domestik juga meningkat pesat.
            Membengkaknya utang sektor swasta menunjukan bahwa industri keuangan domestik maupun asing begitu mempercayai sektor swasta Indonesia.Jika kepercayaan ini ternyata salah dapat dijelaskan bahwa dalam dunia nyata informasi yang diterima pemberi pinjaman tidak sempurna (inperfect information) atau telah terjadi penyimpangan moral dikalangan perlaku ekonomi indonesia.Hal-hal ini lah yang meyebabkan kegagalan pasar sebagai alat alokasi sumber daya yang efisien.
                        Salah satu wujud kegagalan pasar adalah salah alokasi investasi.Sebagian besar utang swasta disalurkan untuk kegiatan ekonomi yang tidak menghasilkan devisa,terutama sektor properti.Salah alokasi ini lah yang memicu krisis nilai tuar rupiah,yakni memburuknya nilai tukar rupiah.Krisis nilai tukar rupiah merupakan konsekuensi dari penggunaan mekanisme pasar.Sebab memburuknya nilai tukar rupiah mengindikasikan terjadinya kelebihan permintaan valuta asing,terutama US$.Kelebihan permintaaan ini berkaitan dengan jatuh temponya utang luar negeri swasta,sedangkan kemampuan membayar tidak ada.Krisis nilai tukar rupiah diperburuk oleh krisis kepercayaan dan krisis politik yan g akhirnya bermuara kepada krisis ekonomi.

http://apriyanis.blogspot.co.id/2014/01/siklus-ekonomi.html?m=1

TEORI SIKLUS EKONOMI

A.      Siklus Ekonomi atau Bisnis
Siklus ekonomi adalah fluktuasi ekonomi yang melanda produksi nasional, pendapatan, kesempatan kerja, yang biasanya berlangsung selama 2 sampai 10 th, yang ditandai dengan adanya kontraksi dan ekspansi di seluruh sektor ekonomi.
Menurut Kusnendi (dalam Modul Makroekonomi), siklus bisnis ekonomi adalah fluktuasi pertumbuhasn ekonomi disekitar trendnya yang meliiputi masa depresi,recovery,boom, dan resesi.
Menurut Yanuar,SE,MM (dalam modul pengantar ekonomi makro), Siklus ekonomi adalah pasang surutnya kegiatan ekonomi di sekitar trend setelah dilakukan penyesuaian musiman
Siklus ekonomi adalah putaran kegiatanperekonomian, kadang kegiatan ekonomi lesu- banyak pengangguran, kadang kegiatan ekonomi bergairah-pengangguran kecil-produktivitas naik. (Magistra Media Maya Community Samarinda Option,pdf)
Siklus bisnis adalah suatu deretan masa resesi dan masa kemakmuran yang berulang-ulang dengan teratur dan yang meluas ke mana-mana.  Siklus siklus bisnis ini harus dibedakan dari variasi musiman (berkurangnya penjualan baju hangat pada musim panas) dan kecenderungan (trend) sekular (terutama yang berhubungan dengan populasi seperti ledakan kelahiran bayi). Tahapan-tahaan dari siklus bisnis ini adalah tahapan kulminasi, kontraksi, resesi, nadir, perbaikan, dan ekspansi. (John Petroff. Translation 2005 Roy Sukamto)
Slump / Resesi / Lembah
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang meluas ke mana-mana. Penurunan semacam ini biasanya menyebabkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya. Suatu resesi yang serius biasanya disebut depresi.
Pengangguran Tinggi
Tingkat permintaan beli rendah atau daya beli yang rendah bila dibandingkan dengan daya produksi yang terpasang / tersedia untuk menghasilkan barang konsumsi. Yang berakibat pada rendahnya laba perusahaan
Perusahaan bisa merugi
Keyakinan akan masa depan makin kecil / menipis. Bisa ditandai dengan anjloknya Index harga saham gabungan
Perusahaan tidak bersedia mengambil resiko investasi baru.
Jika lembah ini cukup dalam = RESESI
Pemulihan / Recovery
Mesin – mesin tua mulai diganti
Kesempatan kerja, pendapatan serta pengeluaran konsumsi meningkat
Harapan akan masa depan makin cerah (IHSG naik)
Penjualan dan laba meningkat
Investasi yang tadinya (pada lembah/resesi) dianggap beresiko kembali diminati karena pandangan atau keyakinan akan masa depan berbalik dari pesimisme menjadi optimisme
Karena permintyaan meningkat, sedangkan pada fase slump tersedia fasilitas produksi twerpasang yang banyak maka perusahaan denganm udah dapat meningkatkan produksi dengan cara mempergunakan kembali apa yang ada serta menggunakan tenaga kerja yang menganggur
Puncak / Peak
Penggunaan kapasitas terpasang pada kondisi tertinggi
Mulai merasakan kurangnya tenaga kerja, terutama tenaga kerja ahli / terampil
Kekurangan bagan baku
Output hanya dapat ditingkatkan dengan menambah investasi baru yang memerlukan waktu
Kenaikan permintaan diikuti dengan kenaikan harga, DEMAND > SUPPLY
Biaya cenderung meningkat (COST Meningkat) namun Price (harga jual ==>> Sales) juga meningkat
Kegiatan usaha umumnya masih sangat menguntungkan
Hingga mencapai BOOM, ditandai dengan IHSG Super BULLISH.
Resesi / Slump ==>> Jatuhnya GNP Riel
Permintaan menurun
Pendapatan rumah tangga menurun
Laba usaha turun
Investasi yang tadinya menguntungkan dengan kurangnya permintaan akan barang menjadi tidak menguntungkan / tidak menarik / makin beresiko

Suatu siklus dalam kegiatan ekonomi mencerminkan fluktuasi (gerak menaik dan menurun) secara bergelombang pada kegiatan ekonomi dalam kehidupan masyarakat. Fluktuasi serupa itu terjadi secara berulang dalam suatu jangka waktu tertentu. Secara umum dapat dikatakan bahwa siklus kegiatan ekonomi terulang secara periodic, akan tetapi tidak mutlak perlu bersifat regular; artinya, jangka waktu itu dalam masing-masing siklus tidak harus selalu sama lamanya.
Pola siklus ekonomi mencakup tahap ekspansi yang pada suatu saat berbalik menuju tahap kemunduran yang kelak disusul oleh pemulihan ke arah ekspansi lagi. Tahap ekspansi ditandai oleh kegiatan ekonomi yang semakin meningkat dan meluas secara bersam-sama di berbagai ragam kehidupan. Tahap ekspansi disusul oleh tahap kemunduran umum yang bersifat resesi. jika kemunduran itu berlangsung terus menerus selama masa waktu yang lebih panjang, maka resesi menjurus pada tahap depresi dimana dialami proses kontraksi (kegiatan ekonomi berkurang menjadi tersendat-sendat dan terbelakang).
Siklus ekonomi menyangkut segala segi ekonomi dalam kehidupan masyarakat yang akhirnya tercermin pada produk nasional dan pendapatan nasional.
Pengertian tentang teori siklus ekonomi sangat relevan dalam rangka pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang menyangkut kebijaksanaan Negara untuk melakukan perubahan structural dalam tata susunan ekonomi masyarakat  tak dapat tiada meliputi usaha jangka panjang yang memakan masa waktu beberapa generasi serta selalu dihadapkan dengan berbagai rupa hambatan dan rintangan.
Oleh sebab itu, sudah masuk akal bilamana kita menempatkan kembali pelajaran yang menyangkut siklus kegiatan ekonomi sebagai jalur pemikiran yang saling berkaitan dengan pemikiran yang saling berkaitan dengan pemikiran dalam teori ekonomi umum, bahkan sebagai bagian integral daripadanya.

Asal mula pemikiran perihal siklus ekonomi
Pada pertengahan abad 19 oleh John Stuart Mill, principle of political economy (1848) telah diungkapkan tentang adanya krisis-krisis komersial (commercial crisis) yang muncul secara periodic. Dalam tahun yang sama, oleh Marx dan Engels dalam Communist Manifesto juga dinyatakan tentang krisis komersial yang dialami secara ulang dan periodic sebagai salah satu cirri pokok system kapitalis.
Kemudian seorang ilmuwan Perancis, Clement Juglar, dibeberkan secara lebih empiris-sistematis sifat dan corak krisis komersial yang berulang secara periodic. Juglar pula yang pertama kali menggunakan istilah siklus (cycle) dengan menonjolkan perkiraan-perkiraan tentang lamanya masa waktu menaik menurun-nya kegiatan ekonomi di antara dua krisis. Dengan kata lain ditunjukkannya pada panjang pendeknya gelombang dalam sesuatu siklus kegiatan ekonomi : dari titik terendah sampai titik terendah berikutnya.
Pada akhir abad 19 atau awal abad 20, dunia ilmu ekonomi diperkaya oleh buah pikiran ekonom Rusia, Tugan-Baranowski. Tugan-Baranowski telah dapat menyajikan suatu kerangka analisis dan dasar teori yang kelak menjadi landasan bagi pemikiran modern dalam ilmu siklus ekonomi. Tugan-Baranowski pula lah yang mengawali perkembangan teori-teori siklus ekonomi yang selama ini dikembangkan dan dipaparkan sejumlah tokoh pemikir lainnya,yang ternyata dalam kajian-kajiannya sudah terdapat telaahan dan kajian penting mengenai teori investasi dan peranannya dalam kegiatan usaha dan pembentukan pendapatan serta adapula yang menekankan pada arti dan fungsi konsumsi. Akan tetapi hal itu masih belum jelas terungkapkan secara terpadu mengenai kaitan anatara factor-faktor yang berpengaruh itu. Lagipula perkembangan teori di bidang ilmu siklus ekonomi selam itu berlangsung dalam suatu jalur pemikiran tersendiri, seakan-akan terpisah dari teori ekonomi umum. Namun hal tersebut menjadi berkaitan dan memiliki keterpaduan dalam kerangka analisis dan system pemikiran yang dikembangkan oleh Keynes yang kemudian disusun secara lebih kohesif-sistematis oleh Hansen.
Dari kerangka analisis Keynes mengenai fluktuasi dalam gerak kegiatan usaha sering ditandai oleh goncangan-goncangan yang membawa dampak luas terhadap ekonomi masyarakat secara menyeluruh,terutama melalui goncangan pada pendapatan dan kesempatan kerja. Keynes juga memperhatikan perkembangan pemikiran yang telah dirintis oleh pakar ekonomi di Eropa Kontinental, sehingga pemikiran-pemikiran mereka diandalkan dalam karya Keynes.
Kerangka analisis dan pola pendekatan dalam system pemikiran Keynes merupakan perkembangan lanjutan secara logis dari perkembangn pemikiran yang sebelumnya berlangsung di Eropa continental. Namun yang mengherankan ialah bahwa setelah Keynes-Hansen, pemikiran teoritis tentang permaslah fluktuasi dalam gerak kegiatan ekonomi seolah-olah diabaikan. Sikap tersebut di akalngan ahli seakan-akan gejolak fluktuasi ekonomi sudah dapat ditanggulangi secara memadai oleh kebijksanaan fiscal yang kontra-siklis atau oleh langkah tindakan di bidang moneter.


Perkembangan selama dasawarsa-dasawarsa ’70 dan ’80 membuktikan bahwa anggapan-anggapan serupa itu tidak dibenarkan oleh kenyataan empiris. Baru beberapa tahun terakhir ini timbul lagi perhatian dan minat untuk mempelajari dan memahami secara lebih mendalam hal-hal yang menyangkut gerak gelombang kegiatan ekonomi. terutama pada serangkaian factor dinamika yang mengambilperanan strategis dalam perkembangan dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Jenis Siklus Ekonomi
Dari karya Joseph Schumpeter, terdapat empat jenis siklus ekonomi.
1.   Siklus jangka pendek, menyangkut gerak gelombang kegiatan ekonomi selam 3-4 tahun (rata-rata berkisar pada 40 bulan) dari tingkat terendah sampai tingkat terendah berikutnya. siklus ini dikenal dengan siklus Kitchen (Joseph Kitchen), yang membeberkan adanay siklus ekonomi dengan menunjuk pada cirri pokoknya. Faktor dinamika yang sangat mempengaruhi perkembangan dalam siklus jangka pendek berkenaan dengan investasi dalam persediaan stok barang-barang.
2.   Siklus jangka menengah, meliputi masa waktu 7-11 tahun (rata-rata berkisar pada 9 tahun) dan disebut Siklus Juglar. Pola dan arah perkembangannya dipengaruhi terutama oleh investasi dalam barang modal atau perlatan modal fisik yang bersifat tetap.
3.    Siklus jangka menengah/panjang meliputi masa waktu 15-22 tahun (rata-rata kurang dari 20 tahun) dan disebut Siklus Kuznets. Kuznets menunjuk pada berlangsungnya siklus ini yang berada di antar masa waktu Siklus Juglar dan Gelombang Kondratieff (jangka panjang). dalam siklus ini kegiatan sector konstruksi dianggap mengambil peranan penting; bukan hanya sebagai cermin kegiatan usaha konstruksi, melainkan pada gilirannya dilakukan berbagai investasi yang bersangkutan dengan sector prasarana, bangunan,perumahan.
4.    Gerak kecenderungan jangka panjang menyangkut gelombang ekonomi selama masa waktu 40-60 tahun (rata-rata 54 tahun) dan disebut denga gelombang Kondratieff (Nicolai Kondratieff), berdasarkan penelitiannya ada empat factor kekuatan mendasar yang mempengaruhi pola dan arah gerak kecenderungan dalam ekonomi jangka panjang yaitu : (1) inovasi dan teknologi, (2) peperangan dan revolusi, (3) produksi emas, (4) SDA, khusus sector pertanian.
faktor-faktor kekuatan strategis dalam tiga siklus di atas sedikit banyak bersifat endogen, artinya factor tersebut terkandung dalam proses kegiatan ekonomi sendiri yang berlangsung dalam tata susunan ekonomi. sedangkan dalam gelombang jangka panjang, perkembangan ekonomi sangat dipengaruhi serangkaian factor dinamika yang bersifat eksogen.

1.        Siklus Kitchen Dalam Perkembangan Jangka Pendek
Oleh Joseph Kitchen, dalam Cycles and Trend s in Economic Factors, Review of economic Statistics no.5 (1923) dibentangkan tentang gerak kegiatan ekonomi yang meningkat dan menurun dalam jangka pendek. Satu sama lain terlihat pada produksi dan kesmpatan kerja, dan juga pada perkembangan harga komoditi primer. Fluktuasi yang dimaksud berlangsung tidak begitu lama dan berkaitan dengan bertambahnya atau berkurangnya investasi dalam stock barang-barang yang diperlukan dalam satuan-satuan usaha. oleh sebab itu, siklus Kitchen juga dipandang sebagai inventory cycle (inventaris barang).
Faktor-faktor utama yang mendorong fluktuasi dalam kegiatan ekonomi jangka pendek bersifat endogen. Dalam tahap ekspansi di kala kegiatan ekonomi meningkat dan meluas, oleh dunia usaha dilakukan penambahan investasi ke dalam persediaan stok. Pada titik puncak perkembangan jangka pendek, kegiatan ekspansi mengalami beberap kendala,seakan-akan mengalami kejenuhan. kendala-kendala yang dimaksud ada sangkut pautnya dengan tercapainya suatu keadaan dimana kapasitas produksi yang terpasang dalam masyarakat sudah digunakan sepenuhnya dengan kesempatan kerja penuh. Adapun dalam proses ekspansi ekonomi mengalami kesulitan-kesulita dalam lalu lintas pembayaran luar negeri. Dengan batasan-batsan tersebut proses ekonomi menjadi terseret. perkembangannya menurun dan menuju pada tahap resesi. Dalam keadaan ini, dialami surplus dalam persediaan stok barang-barang sebagai akibat investasi di tahap selanjutnya.
Dalam praktek biasanya terjadikelambatan pada pihak dunia usaha maupun pihak kebijaksanaan pemerintah dalam respons dan reaksinya terhadap perekmbangan keadaan yang sudah berubah. dengan kata lain, sering dialami ketinggalan waktu ataupun time-lag dalam reaksi dan respons terhadap perubahan-perubahan ekonomi. unsure time-lag sangat penting artinya,di kala hendak dilakukan langkah tindakan kontra-siklus,timingnya sudah tidak tepat dan (jauh) terlambat sehingga hasilnya tidak seperti yang diharapkan. Permasalhan inikurang diperhatikan dalam pola pendekatan dalam system analisis pemikiran Keynes dan golongan Neo Keynes. Hal ini pun oleh Galbraith dianggap sebagai asimeuri politik (political asymery).


Dengan begitu, secara umum dapat dikatakan bahwa perkembangan ekonomi di Negara-negara industry memang secara berkala mengalami goyangan dalam jangka pendek. Kebanyakn Negara berkembang mempunyai corak ekonomi terbuka yang dewasa ini sangat tergantung dari produksi dan ekspor komoditi primer. Negara tersebut senantiasa mengalami dampak dari factor eksternal yang bersumber dari naik turunnya kegiatan ekonomi di Negara-negara industry. Hal itu menimbulkan fluktuasi pada permintaan akan komoditi primer dari Negara-negara berkembang.
Hal itu tentu membatasi ruang gerak kebijaksanaan pemerintah di bidang neraca pembayaran luar negeri. Dengan kata lain, goncangan siklis-konjungtural menyulitkan konsistensi dan kontinuitas akan kebijaksanaan structural dalam rangka pembangunan ekonomi. Hal yang sama berlaku mengenai ramifikasi (akibat pengaruh ang bercabang-cabang di berbagai ragam kegiatan ekonomi) dari siklus jangka menengah.

2.        Siklus Juglar dalam Perkembangan Jangka Menengah
Clement Juglar, penulis Des Crises commerciales et de leur retour p̩riodique en France, en Angleterra et aux Etats РUnis (1861, edisi revisi 1889) harus dipandang sebagai seorang pionir dalam ilmu siklus ekonomi. Sebab, ialah yang untuk pertama kali memaparkan secara sistematis hasil pengamatannya dan kajiannya mengenai sebab krisis dan depresi yang secara berulang terjadi dalam siklus kegiatan ekonomi.
Clement Juglar sebenarnya adalah seorang dokter kesehatan yang tidak mendapat pendidikan formal sebagai ekonom profesional. Meskipun begitu dalam penilaian Schumpeter, Juglar adalah seorang genius yang dari segi penguasaan metode ilmiah dan berdasarkan karyanya dibidang ekonomi harus dianggap sebagai seorang pakar ekonomi besar sepanjang masa.
Judul karya Juglar sudah jelas mencerminkan pengamatannya tentang peristiwa krisis yang muncul secara berulang (retour) dan berkala (périodique) dalam fluktuasi siklus kegiatan usaha. Studinya menyangkut perkembangan ekonomi di tiga buah negara : Perancis, Inggris, dan Amerika Serikat. Ketiga negara itu merupakan negara-negara industri yang terkemuka dalam bagian kedua abad XIX.
Analisis Juglar didukung oleh banyak data statistik yang secara luas meliput berbagai segi ekonomi : harga komoditi, tingkat bunga, kredit perbankan, perkembangan penduduk, tingkat perkawinan, dll. Pendekatannya terhadap permasalahan yang dipelajari menunjukkan pandangan terpadu antara fenomena ekonomi, perspektif sejarah dan statistik-empiris. Dengan demikian, Juglar dapat memberi gambaran tentang hubungan/ korelasi (jalan perkembangan yang seiring-searah) diantara data-data mengenai berbagai bidang kegiatan yang dimaksud di atas. Satu sama lain memberi pengertian yang lebih jelas mengenai proses dan mekanisme silih-bergantinya secara susul-menyusul tahap ekspansi-kemakmuran dan tahap resesi-depresi. Dalam kerangka pemikiran Juglar siklus ekonomi meliputi tiga tahap : (1) tahap ekspansi dalam kegiatan ekonomi yang menuju pada kemakmuran (prosperity); (2) tahap krisis; (3) tahap likuidasi. Krisis tidak dapat dihindarkan dalam berlangsungnya siklus ekonomi, tetapi dapat diperkirakan sebelumnya. Ternyata bahwa perkiraan-perkiraan Juglar mengenai perkembagan yang dimaksud juga akurat.
Oleh Juglar sendiri tidak dikemukakan suatu kurun waktu yang pasti yang memisahkan satu krisis dari saat terjadinya krisis yang berikut; ia hanya menunjuk pada masa jangka menengah yang meliputi minimal 7 tahun dan maksimal 11 tahun, sedangkan dalam perkembangan sejarah masa rata-rata berkisar pada 9 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

 
Sumitro Djojohaadikkusumo, perkembangan pemikiran ekonomi,buku I dasar teori dalam ekonomi umum. Yayasan obor Indonesia,Jakarta 1991.
Kusnendi, Makroekonomi dalam perspektif filsafat keilmuan. UPI 2002
Paul A. Samuelson, William D. Nordhaus. 2001. Ilmu Makro Ekonomi, Edisi Ketujuhbelas. Jakarta: PT Media Global Edukasi
Deliarnov,Perkembangan Pemikiran Ekonomi (edisis revisi). 2003. Jakarta: raja grafindo perkasa

SIKLUS EKONOMI


Mempelajari Anatomi, Durasi Beserta Faktor-Faktor dan Pengolahan Siklus Ekonomi

  •  Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus eknomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen:
1.)     Gerakan Menaik (Upturn atau Expansion)
            Pemulihan ekonomi (recovery) ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik (upturn). Kadang-kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi (expansion) bila gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut-turut.

SIKLUS EKONOMI

2.1 Anatomi Siklus Ekonomi
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik-turun aktivitas, yang terdiri atas empat elemen. Indikator yang biasa digunakan untuk menganalisa siklus ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi atau jumlah output riil dan tingkat harga.
Anatomi terdiri atas 4 elemen yaitu:
a.       Gerakan menaik (Upturn atau Expansion)
Pemulihan ekonomi ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik. Kadang – kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi bila gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.
b.      Titik puncak atau kulminasi (Peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.
c.       Gerakan menurun (Downturn)
Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang – kadang gerakan penurunan ini disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.
d.      Titik terendah atau nadir (Trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang disebut titik nadir. Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.
·         Gerakan Satu Siklus
Yang dimaksud dengan gerakan satu siklus adalah gerakan dari satu titik kulminasi ke titik kulminasi yang lain (K-K) atau dari satu titik nadir ke titik nadir yang lain (N-N).
·         Bum (Boom)
Kadangkala karena berbagai factor , terjadi pertumbuhan ekonomi yang begitu baik, sehingga titik kulminasinya jauh di atas biasanya. Titik kulminasi yang jauh di atas biasanya, dikenal sebagai bum (boom).
·         Depresi (Depression)
Penurunan pertumbuhan ekonomi jauuh dibawah titik nadir yang biasanya. Kondisi ini dikenal sebagai kondisi depresi.

Siklus Ekonomi dengan Indikator Pertumbuhan Ekonomi
Siklus Ekonomi dengan Indikator Output Riil

2.2 Durasi Siklus dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya
Waktu yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.
a.       Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle)
Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph Kitchin (1923). Itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus Kitchin (Kitchin cycle). Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah dan adat – istiadat atau kebiasaan.
b.      Siklus jangka menengah (Juglar Cycle)
Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh Clement Jugalar (1860)
c.       Siklus jangka panjang (Kondratief Cycle)
Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925). Durasi siklusnya berkisar 48-60 tahun.

2.3 Siklus Ekonomi, kesempatan kerja dan inflasi
a. Siklus ekonomi dan kesempatan kerja
Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama bila analisanya jangka pendek. Sebab, dalam jangka pendek teknologi dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus sangat terasa bagi kesempatan kerja.
Berdasarkan diagram disamping ini dapat di simpulkan, yakni penurunan output (resesi) akan meningkatkan pengangguran. Sebaliknya, ekspansi akan mengurangi pengangguran. Pemerintah umumnya amat berkepentingan untuk menghindari resesi, setidaknya menghindari resesi yang berkepanjangan. Sebab resesi cenderung membawa dampak negatif bagi tersedianya kesempatan kerja.
  
b. Siklus ekonomi dan inflasi
Jika output riil lebih kecil dari output natural , inflasi cenderung menurun dan begitu pula sebaliknya jia output riil lebih besar dari output natural maka inflasi cenderung meningkat. Karenanya pengaruh siklus sangat berpengaruh terhadap inflasi.

2.4 Pengelolaan Siklus Ekonomi
Siklus Ekonomi yang semakin stabil
Sumbu vertikal dalam diagram ini adalah nilai output riil. Sedangkan garis lurus adalah output natural. Pada awalnya, memang fluktuasi output sangat besar, karena simpangan siklus selama periode T1 – T5 sangat besar. Namun karena pengelolaan yang baik, maka simpangan dalam periode selanjutnya mengecil, sementara ekonomi mampu mempertahankan pertumbuhan jangka panjangnya karena output natural terus meningkat.
a.       Kebijakan jangka pendek
Target utama jangka pendek adalah mengatasi perbedaan output riil dengan output natural.
Mengubah kondisi output gap agar tidak terlalu besar maka dapat dilakukan dengan kebijakan fiskal dan moneter, yang memengaruhi permintaan dan penawaran agregat jangka pendek.

Masalah Siklus Ekonomi Jangka Pendek : Output Gap
·         Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal bertujuan menstabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrument utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Dengan kebijakan fiskal pemerintah dapat mengusahakan terhindarnya perekonomian dari keadaan-keadaan yang tidak diinginkan. Seperti keadaan dimana banyak pengangguran, inflasi, neraca pembayaran internasional yang terus menerus defisit dan sebagainya.
·         Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter pada dasarnya bertujuan untuk mencapai kebijakan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.

b.      Kebijakan jangka panjang
Target yang ingin dicapai dalam janka panjang, selain memperkecil simpangan tingkat pertumbuhan ekonomi, juga pencapaian pertumbuhan yang tinggi. Sebab, simpangan yang kecil tidak banyak artinya jika perekonomian bertumbuh lamban.

2.5 Krisis Ekonomi di Indonesia
Latar Belakang Krisis
Berikut ini diberikan rangkuman dari berbagai faktor tersebut menurut urutan kejadiannya:
1) Dianutnya sistim devisa yang terlalu bebas tanpa adanya pengawasan yang memadai, memungkinkan arus modal dan valas dapat mengalir keluar-masuk secara bebas berapapun jumlahnya.

2) Tingkat depresiasi rupiah yang relatif rendah, berkisar antara 2,4% (1993) hingga 5,8% (1991) antara tahun 1988 hingga 1996, yang berada di bawah nilai tukar nyatanya,menyebabkan nilai rupiah secara kumulatif sangat overvalued. Ditambah dengan kenaikan pendapatan penduduk dalam nilai US dollar yang naiknya relatif lebih cepat dari kenaikan pendapatan nyata dalam Rupiah, dan produk dalam negeri yang makin lama makin kalah bersaing dengan produk impor.

3) Akar dari segala permasalahan adalah utang luar negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya (bandingkan juga Wessel et al.: 22), ditambah sistim perbankan nasional yang lemah.

4) Kebijakan fiskal dan moneter tidak konsisten dalam suatu sistim nilai tukar dengan pita batas intervensi.

5) Defisit neraca berjalan yang semakin membesar (IMF Research Department Staff: 10; IDE), yang disebabkan karena laju peningkatan impor barang dan jasa lebih besar dari ekspor dan melonjaknya pembayaran bunga pinjaman. Sebab utama adalah nilai tukar rupiah yang sangat overvalued, yang membuat harga barang-barang impor menjadi relatif murah dibandingkan dengan produk dalam negeri.

Sumber:


Siklus Ekonomi


Siklus Ekonomi


1. Anatomi Siklus Ekonomi


Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik – turun aktivitas ekonomi, yang terdiri atas empat elemen :

SIKLUS EKONOMI


SIKLUS EKONOMI



Menurut Kusnendi (dalam Modul Makroekonomi), siklus bisnis ekonomi adalah fluktuasi pertumbuhasn ekonomi disekitar trendnya yang meliiputi masa depresi, recovery, boom, dan resesi. Suatu siklus dalam perkerjaan ekonomi mencerminkan fluktuasi (gerak menaik dan menurun) selakuala, menurut, bergelombang pada kegiatan redovisning dalam kehidupan masyarakat. Fluktuasi serupa itu terjadi selakuala, menurut, berulang dalam suatu jangka waktu tertentu.
Secara publik dapat dikatakan bahwa siklus kegiatan ekonomi terulang sebagaiselaku, ala, menurut, periodic, akan tetapi gak mutlak perlu bersifat frequent; artinya, jangka waktu tersebut dalam masing-masing siklus gak harus selalu sama lamanya. Anatomi ekonomi terdiri atas 4 elemen yaitu:
a. Gerakan menaik (Upturn atau Expansion)
Pemulihan ekonomi ditandai dengan gerakan perekonomian yang menaik. Kadang – kadang gerakan menaik ini disebut juga ekspansi bila gerakan menaik ini terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.


b. Titik puncak atau kulminasi (Peak)
Ekspansi ekonomi tidak akan terjadi selamanya, suatu ketika gerakan menaik ini mencapai titik tertinggi. Titik ini disebut titik puncak atau kulminasi. Setelah mencapai titik kulminasi, perekonomian akan mengalami penurunan kembali.

c. Gerakan menurun (Downturn)
Yang dimaksud dengan gerak menurun adalah menurunnya output yang dilihat dari menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Kadang – kadang gerakan penurunan ini disebut resesi, bila terjadi selama minimal dua triwulan berturut – turut.


d. Titik terendah atau nadir (Trough)
Gerakan menurun akan berlanjut hingga mencapai titik yang paling rendah, yang disebut titik nadir. Setelah mencapai titik nadir, perekonomian akan pulih kembali dilihat dari adanya gerakan menaik.


Selain ada 4 elemen dalam siklus ekonomi. Durasi siklus/waktu siklus yang dibutuhkan dalam pergerakan satu siklus telah lama menjadi pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa variasi siklus.

a.       Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle)

Durasi siklus jangka pendek sekitar 40 bulan. Pola siklus ini ditemukan oleh Joseph Kitchin (1923). Itulah sebabnya siklus ini dinamakan siklus Kitchin (Kitchin cycle).
Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka pendek adalah pengaruh alamiah dan adat – istiadat atau kebiasaan.

b.      Siklus jangka menengah (Juglar Cycle)

Durasi siklus jangka menengah adalah berkisar 7-11 tahun. Pola siklus ini pertama kali ditemukan oleh Clement Jugalar (1860)

c.        Siklus jangka panjang (Kondratief Cycle)

Pola siklus jangka panjang pertama kali ditemukan oleh Nikolai D. Kondratief (1925).
Durasi siklusnya berkisar 48-60 tahun. Kadang-kadang mereka disebut dengan nama-nama peneliti mereka.

   Siklus Investasi (7-11 tahun) yang dipelajari oleh Clement Juglar;
   Siklus investasi Infrastruktur (15-25 tahun) yang dipelajari oleh Simon Kuznets;
   Seri Kondratieff (45-60 tahun) yang digambarkan oleh ekonom Rusia Nikolai Kondratiev;
    Siklus Forrester (200 tahun) dijelaskan oleh insinyur Amerika Jay Forrester.

Siklus ekonomi dan kesempatan kerja

Secara umum ada hubungan positif antara tingkat output dengan kesempatan kerja, terutama bila analisanya jangka pendek. Sebab, dalam jangka pendek teknologi dianggap konstan, barang modal merupakan input tetap. Sedangkan yang dianggap variabel adalah tenaga kerja. Karenanya pengaruh siklus sangat terasa bagi kesempatan kerja.
Berdasarkan diagram disamping ini dapat di simpulkan, yakni penurunan output (resesi) akan meningkatkan pengangguran. Sebaliknya, ekspansi akan mengurangi pengangguran. Pemerintah umumnya amat berkepentingan untuk menghindari resesi, setidaknya menghindari resesi yang berkepanjangan. Sebab resesi cenderung membawa dampak negatif bagi tersedianya kesempatan kerja.


Siklus ekonomi dan inflasi

Jika output riil lebih kecil dari output natural , inflasi cenderung menurun dan begitu pula sebaliknya jia output riil lebih besar dari output natural maka inflasi cenderung meningkat. Karenanya pengaruh siklus sangat berpengaruh terhadap inflasi.