.

Sabtu, 18 Maret 2017

Kapan Negeri Ini Akan Berhenti Bergantung pada Impor Daging Sapi?

@B30-Putri

ABSTRAK
Kapan Negeri Ini Akan Berhenti Bergantung pada Impor Daging sapi?
Putri Ayu
Artikel ini ditulis berisikan informasi mengenai tingginya permintaan daging sapi di Indonesia. Banyak sekali faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan permintaan daging sapi diindonesia,hal ini haruslah diperhatikan agar tidak terjadi defisit yang berlebihan pada sistem keuangan maupun sistem ketahanan pangan diindonesia. Program-program dari pemerintah masih terus digalakkan agar dapat menangani permintaan daging sapi yang meningkat ini terutama masalah harga dipasaran dimana. Berhasil atau tidaknya program tersebut tidak ada yang memprediksi. Namun, apabila program tersebut tidak berjalan lancar maka dampak yang akan ditimbulkan akan langsung mengenai sistem ketahanan pangan di Indonesia.
Keywords: permintaan,daging sapi,sistem ketahanan pangan
PENDAHULUAN
Berdasarkan berita yang terlansir pada tahun 2015 tercatat bahwa jumlah penduduk Indonesia yang bermata pencaharian sebagai petani mencapai 37,75 juta, hal ini membuktikan bahwa sektor pertanian masih menjadi salah satu pekerjaan dengan persentase pekerjanya yang cukup banyak. Dengan demikian, Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang terpenting bagi masyarakat Indonesia karena hasil produksi sektor pertanian ini digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup manusia terutama dalam hal pangan. Sektor pertanian ini bukan hanya mengenai subsektor perkebunan, akan tetapi masih banyak subsektor-subsektor dari sektor pertanian ini yang digunakan sebagai mata pencaharian bagi rakyat Indonesia. Diantaranya subsektor tersebut ialah, subsektor hortikultura,sebsektor kehutanan, subsektor perikanan, dan subsektor peternakan.
Subsektor peternakan merupakan salah satu subsektor yang penting dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan. Subsektor ini diyakini memiliki potensi sebagai penggerak utama ekonomi nasional (Daryanto 2007). Daging sapi merupakan salah satu produk hasil dari subsektor peternakan yang digunakan sebagai alat ketahanan pangan bagi Indonesia,hal tersebut dapat terlihat adanya intervensi pemerintah dalam mengatasi masalah impor daging. Impor daging ini dilakukakan karena tidak adanya keseimbangan antara permintaan daging sapi yang tinggi dengan persediaan produksi dalam negeri, permintaan yang tinggi ini disebabkan karena kebutuhan masyrakat terhadap daging sapi terus meningkat setiap tahunnya terutama ketika menjelang memperingati hari-hari besar. Lonjakkan jumlah penduduk juga salah satu faktor yang harus menjadi perhatian khusus bagi pemerintah karena diperkirakan akan terjadi peningkatan penduduk yang signifikan,peningkatan penduduk yang signifikan ini akan berdampak pula pada semakin tingginya permintaan terhadap daging sapi.
PERMASALAHAN
·         Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi permintaan daging sapi di Indonesia?
·         Negara mana saja yang menjadi sumber utama bagi Indonesia dalam melakukan impor daging sapi?
·         Bagaimana bunyi hukum permintaan terkait daya saing negara pelaku sumber utama impor daging bagi Indonesia?
·         Apa program pemerintah dalam mengatasi permasalahan impor daging sapi di Indonesia?
·         Apakah program yang dicanangkan oleh pemerintah tersebut berhasil?
·         Apa dampak bagi Indonesia jika sering melakukan impor?

PEMBAHASAN
A.      Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan daging sapi di Indonesia
Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap volume peningkatan impor daging sapi ada 3 yaitu:
Ø  Tingkat konsumsi masyarakat Indonesia
Daging sapi sebagai salah satu produk hasil komidtas peternakan digemari konsumen dengan alasan pertimbangan gizi,status sosial,pertimbangan kuliner, dan pengaruh budaya barat. Dengan memerhatikan pertimbangan gizi, tercatat bahwa tingkat kecernaan protein daging sapi mencapai 95-100 persen apabila dibandingkan dengan kecernaan protein pada tanaman yang hanya 65-75 persen. Daging sapi memiliki rasa yang khas yang tidak bisa disubstitusi dengan daging jenis lainnya terutama dalam pertimbangan kuliner seperti bakso, steak, burger, dan lainnya. Selain itu, kenaikan konsumsi daging sapi juga disebabkan oleh citra produk ( gensi), sering kali orang yang berstatus sosial tinggi akan merasa malu atau gengsi jika hanya mengonsumsi makanan-makanan yang dianggap memiliki harga yang murah. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi daging sapi akan mengalami peningkatan, peningkatan ini disebabkan karena semakin meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia.
Ø  Harga domestik dan harga impor
Ketika harga daging sapi lokal lebih mahal dibandingkan dengan harga daging impor,maka untuk mengatasi masalah peningkatan permintaan daging sapi ini dilakukanlah impor daging sapi dari negara-negara luar.
B.      Negara yang menjadi sumber utama impor daging sapi
Indonesia menerapkan sistem basis negara yaitu Indonesia akan mendatangkan daging sapi dari negara yang terindikasi bebas penyakit dari ternak. Berdasarkan sumber yang dibaca bahwa Australia memiliki permintaan pasar terbesar dipasar daging impor Indonesia. Diikuti oleh Selandia Baru dan yang terakhir adalah Amerika Serikat. Selain itu,
C.      Hukum permintaan terkait daya saing negara pelaku sumber utama impor daging bagi Indonesia
Elastisitas pengeluaran merupakan persentase perubahan permintaan negara ekspor sebagai respon terhadap perubahan total impor Indonesia. Nilai elastisitas Austalia paling elastis. Untuk elastisitas harga sendiri,elastisitas semua negara bernilai negatif. Hal ini sesuai dengan bunyi hukum permintaan yang menyatakan bahwa ketika harga suatu komoditas meningkat,maka permintaan terhadap produk tersebut akan turun.
D.      Program pemerintah dalam mengatasi permasalahan impor daging sapi di Indonesia
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah impor ini adalah menciptakan program swasembada, program ini diciptakan oleh pemerintah pada intinya didasari pada keinginan untuk memenuhi kembutuhan daging sapi nasional secara mandiri. Program swasembada ini sudah dicanangkan sejak tahun 2005, lalu diperbaharui pada tahun 2010 dan yang terakhir pada tahun 2014 dengan program yang disebut PSDS (Program Swasembada Daging Sapi) dimana program tahun 2014 ini merupakan perbaikan dari program swasembada daging 2005 dan 2010 yang tidak berhasil dikarenakan adanya kegagalan dalam aspek program, organisasi pelaksana, dokumen pendukung, dan pendanaan.
E.       Apakah program yang dicanangkan oleh pemerintah tersebut berhasil?
Telah dibahas diatas bahwa program swasembada mengalami kegagalan di beberapa aspek,bahkan hingga sekarang pun program swasembada ini belum menemukan kata berhasil. Maka dari itu, agar tidak terjadi kegagalan yang kedua kalinya pemerintah diharapkan dapat memerhatikan dua hal berikut dalam pelaksanaannya. Yang pertama ialah kebutuhan konsumen terhadap permintaan daging sapi dan jumlah kelahiran serta ketersediaan daging sapi yang siap untuk dipotong.
F.       Dampak negatif bagi Indonesia jika sering melakukan impor
Dampak negatif yang terjadi dari kegiatan impor yang erat kaitannya adalah 1) menghambat pertumbuhan sektor industri 2) sektor keuangan semakin tidak stabil 3) memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi. Dan apabila hal ini terjadi maka akan mengakibatkan ketahanan pangan negara pengekspor akan menjadi lemah dikarenakan tidak bersedianya untuk menjual produk sendiri.
KESIMPULAN
Setelah membaca dari berbagai sumber mengenai permintaan daging sapi di Indonesia maka perlu adanya upaya perbaikan dari sistem agribisnis komoditas daging sapi di Indonesia, dan juga diperlukannya kekonsistenan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah diambil pemerintah untuk menangani permasalahan permintaan daging sapi yang meningkat



DAFTAR PUSTAKA
Jati Putro Gentur.2016. jumlah petani menyusut,data produksi pertanian dipertanyakan. m.cnnindonesia.com/ekonomi/20160209120620-92-109708/jumlah-petani-menyusut-data-produksi-dipertanyakan/ . CNN Indonesia
Romualdi Bagas Kristoforus. 2016. Swasembada daging sapi. https://indonesiana.tempo.co/read/80742/2016/07/10/kristoforusbagas/swasembada-daging-sapi/ .tempo.co nasional

Rahardja Prathama, Manurung Mandala. 2008 . pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi dan makroekonomi) edisi ketiga . penerbit: fakultas ekonomi universitas Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.