.

Senin, 20 Maret 2017

Tingginya Permintaan Gold from the Soil (Kedelai) di Indonesia



@B24-DHICO

Oleh : Dhico Imtinan Setyowati
Abstrak
Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan dan merupakan sumber utama protein dan minyak nabati utama dunia. Kedelai dijuluki sebagai Gold from the Soil, atau World's Miracle mengingat kualitas protein tinggi, seimbang dan lengkap.
Konsumsi kedelai di Indonesia dipastikan akan terus meningkat setiap tahunnya karena beberapa faktor yaitu : Harga Kedelai dalam negeri, Jumlah Penduduk, Impor, Rata – rata Pendapatan, Selera masyarakat (konsumen). Namun dalam hal ini, pemerintah terus mengupayakan kebijakan atau terobosan – terobosan baru untuk memaksimalkan permintaan kedelai di Indonesia terutama dengan memanfaatkan kedelai lokal.

Kata Kunci : Permintaan, Kedelai

Pendahuluan
Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi keberlangsungan hidup manusia, sehingga permasalahan akan pangan merupakan permasalahan berbagai sektor bukan hanya sektor pertanian dan ekonomi tetapi juga sektor sosial, keamanan, dan politik. Salah satu komoditas pangan penting di Indonesia adalah kedelai yang merupakan sumber protein bagi masyarakat.Kedelai merupakan salah satu komoditas yang menjadi perhatian serius pemerintah dalam usaha mencapai ketahanan pangan nasional selain beras, gula, jagung, dan ubi kayu (Sriyadi, 2011; Triyanto,2006).
Selama tahun 1990-an, terdapat penurunan produksi kedelai yang disebabkan turunnya luas areal dan relatif stabilnya produktivitas kedelai. Disisi lain terdapat peningkatan konsumsi kedelai yang cukup besar baik permintaan sebagai bahan baku produk olahan maupun permintaan sebagai bahan baku industri bahan makanan ternak. Konsumsi Kedelai digunakan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan protein manusia, tetapi juga digunakan sebagai sumber protein pada hewan. Bahan baku pakan ternak menggunakan kedelai dan sekitar 90 persen protein makanan ternak berasal dari kedelai (Tomich, 1992).

Permasalahan
Dari pendahuluan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.   Bagaimana permintaan kedelai di Indonesia?
2.   Faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan kedelai di Indonesia?
3.  Langkah strategis apa saja yang dapat dilakukan untuk memnuhi permintaan kedelai di Indonesia?
Pembahasan
Menurut Aldillah (2014) Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan dan merupakan sumber utama protein dan minyak nabati utama dunia. Kedelai dijuluki sebagai Gold from the Soil, atau World's Miracle mengingat kualitas protein tinggi, seimbang dan lengkap. Konsumsi kedelai di Indonesia dipastikan akan terus meningkat setiap tahunnya mengingat beberapa pertimbangan seperti bertambahnya populasi penduduk, peningkatan pendapatan perkapita, kesadaran masyarakat akan gizi makanan. Namun produksi kedelai belum mencukupi kebutuhan lokal, sehingga pada 5 tahun terakhir impor rata – rata mencapai 80 persen per tahun (FAO,  2013), walaupun demikian, dalam rencana strategis pengembagan pertanian, Indonesia memiliki tujuan mencapai swasembada kedelai tahun 2020. Permasalahan utama adalah produksi kedelai nasional lebih rendah daripada kebutuhan dalam negeri, sehingga selalu mengalami defisit.
Berikut adalah faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai di Indonesia:
1.      Harga Kedelai dalam negeri
Dari data yang diperoleh dari Departemen Pertanian terlihat bahwa terjadi peningkatan harga dari tahun 1978-2008. Pada Tahun 1984, permintaan kedelai meningkat sebesar 186,48% menjadi 2.170.384 Ton, pada tahun yang sama harga kedelai dalam negeri pertumbuhannya mengalami penurunan sebesar 6,74%. Sedangkan pada tahun 1998, permintaan kedelai menurun sebesar 16,44% menjadi 1.648.764 Ton, permintaan kedelai tersebut disebabkan meningkatnya harga kedelai dalam negeri menjadi Rp. 1.130 per Kg. Penurunan permintaan kedelai ini juga disebabkan karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat itu.

2.      Jumlah Penduduk
Perkembangan jumlah penduduk Indonesia periode 1978-2008 meningkat rata-rata sebesar 1,56% per tahun. Permintaan kedelai juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 7,22% per tahun. Pada tahun 1998 jumlah permintaan kedelai menurun sebesar 16,44%, sedangkan jumlah penduduk meningkat sebesar 1,51%. Hal ini dikarena pada tahun 1998 terjadi krisis ekonomi dikarenakan harga kebutuhan bahan pokok meningkat, sehingga penduduk yang mengkonsumsi kedelai berkurang.

3.      Impor
Hubungan permintaan kedelai dengan impor kedelai bersifat positif. Hal ini sesuai dengan dugaan bahwa semakin rendah jumlah yang diminta maka akan menurunkan volume impor kedelai di Indonesia, dan sebaliknya setiap kenaikan permintaan kedelai akan meningkatkan pula impor kedelai. Kebijakan impor kedelai yang digunakan pemerintah sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan kedelai.

4.      Rata – rata Pendapatan
Laju rata-rata pertumbuhan pendapatan perkapita tahun 1978-2008 adalah 18,09% per tahun, ternyata lebih besar dari tingkat konsumsi kedelai di Indonesia yang 7,22% per tahun. Konsumsi kedelai yang terus meningkat pesat setiap tahunnya, juga sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi yang ditandai oleh meningkatnya konsumsi per kapita kedelai sebesar 5,55%.
5.      Selera masyarakat (konsumen)
Sebagian besar produksi kedelai diolah menjadi bahan pangan yang siap dikonsumsi oleh masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti tempe, tahu, kecap dan kripik tempe. Sekitar 115.000 pengusaha tahu dan tempe anggota Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI) adalah konsumen terbesar kedelai. Mereka membutuhkan 1,2 juta ton kedelai per tahun.
Menurut Rifa’i (2011) Perilaku impor kedelai dipengaruhi secara positif oleh pendapatan per kapita dan permintaan tahun sekarang, dan dipengaruhi secara negative oleh produksi tahun lalu dan nilai tukar rupiah. Harga kedelai domestic dan peubah impor tahun yang lalu dinyatakan   tidak berpengaruh terhadap impor. Perilaku permintaan kedelai dipengaruhi secara positif oleh jumlah penduduk dan di  pengaruhi secara negative oleh pendapatan per kapita. Peubah  harga kedelai domestic, harga jagung dan permintaan tahun yang lalu tidak memberikan pengaruh nyata terhadap permintaan kedelai. Harga kedelai domestic dipengaruhi secara nyata dan positf oleh penawaran dan nilai tukar rupiah tehadap US dollar serta harga kedelai domestic tahun yang lalu. Variable permintaan dan harga kedelai  domestic  tidak  berpengaruh nyata terhadap perilaku harga.
1.      Perkiraan harga dimasa mendatang
2.      Distribusi Pendapatan


Langkah strategis kedepan
1.      Langkah pertama yang mesti dilakukan adalah membuat kedelai menjadi komoditas yang menguntungkan bagi petani. Kecilnya margin keuntungan membuat petani enggan melirik kedelai, apalagi swasta. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengupayakan terobosan baru agar usahatani kedelai bisa mencapai tingkat keuntungan yang optimal. Adanya insentif harga jual bisa menjadi jalan keluar agar petani lebih tertarik mengusahakan kedelai dibanding komoditas palawija lainnya.

2.      Langkah kedua adalah membuat kreasi efisiensi produksi dengan menggunakan inovasi. Sudah banyak varietas unggul kedelai yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian yang sebenarnya tidak kalah kualitasnya dengan kedelai impor, dengan ciri ukuran biji yang besar, warna kuning, potensi hasil > 2 ton/ha, umur panen lebih cepat maupun keunggulan lainnya.

3.      Langkah ketiga adalah advokasi untuk meningkatkan partisipasi petani agar bersedia melakukan perluasan areal tanam. Partisipasi petani sangat dibutuhkan untuk menjamin keberlanjutan produksi kedelai.

Kesimpulan
1.      Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan dan merupakan sumber utama protein dan minyak nabati utama dunia. Kedelai dijuluki sebagai Gold from the Soil, atau World's Miracle mengingat kualitas protein tinggi, seimbang dan lengkap.
2.      Konsumsi kedelai di Indonesia dipastikan akan terus meningkat setiap tahunnya karena beberapa faktor yaitu : Harga Kedelai dalam negeri, Jumlah Penduduk, Impor, Rata – rata Pendapatan, Selera masyarakat (konsumen).
3.      Untuk mengatasi tingginya permintaan kedelai di Indonesia, pemerintah terus berupaya dengan melakukan langkah – langkah strategis seperti:
a.       Membuat kedelai menjadi komoditas yang menguntungkan bagi petani.
b.      Membuat kreasi efisiensi produksi dengan menggunakan inovasi.
c.       Advokasi untuk meningkatkan partisipasi petani agar bersedia melakukan perluasan areal tanam.


Daftar Pustaka

Rahardja, Prathama; Manurung, Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rifa’i, Muhammad. 2011. Vol 6. No 1. Hal 20. Analisis Dinamis Permintaan Dan Penawaran Komoditas Kedelai Di Jawa Timur. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=115969. (Diakses pada 16 Maret 2017).
Aldillah, Rizma. 2014. Hal 3. Analisis Produksi dan Konsumsi Kedelai Nasional. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73016/2014tri.pdf?sequence=1&isAllowed=y. (Diakses pada 16 Maret 2017).
Wali, Muhammad. 2013. Analisis Permintaan dan Penawaran Kedelai Indonesia. http://muhammadwalise.blogspot.co.id/2013/02/analisis-permintaan-dan-penawaran.html. (Diakses pada 16 Maret 2017).
Sugihono, Chris. 2015. Mengatasi Perangkap Pangan Kedelai. http://www.kompasiana.com/cris_sugiono/mengatasi-perangkap-pangan-kedelai_5500b115a333117f73511ab5. (Diakses pada 16 Maret 2017).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.