Oleh : Dhico Imtinan Setyowati
Abstrak
Kedelai adalah salah satu tanaman
polong-polongan dan merupakan sumber utama protein dan minyak nabati utama
dunia.
Kedelai dijuluki sebagai Gold from the Soil, atau World's Miracle mengingat
kualitas protein tinggi, seimbang dan lengkap.
Konsumsi kedelai di Indonesia dipastikan akan terus meningkat setiap tahunnya karena beberapa faktor yaitu : Harga Kedelai dalam negeri, Jumlah Penduduk, Impor, Rata – rata Pendapatan, Selera masyarakat (konsumen). Namun dalam hal ini, pemerintah terus mengupayakan kebijakan atau terobosan – terobosan baru untuk memaksimalkan permintaan kedelai di Indonesia terutama dengan memanfaatkan kedelai lokal.
Konsumsi kedelai di Indonesia dipastikan akan terus meningkat setiap tahunnya karena beberapa faktor yaitu : Harga Kedelai dalam negeri, Jumlah Penduduk, Impor, Rata – rata Pendapatan, Selera masyarakat (konsumen). Namun dalam hal ini, pemerintah terus mengupayakan kebijakan atau terobosan – terobosan baru untuk memaksimalkan permintaan kedelai di Indonesia terutama dengan memanfaatkan kedelai lokal.
Kata Kunci : Permintaan,
Kedelai
Pendahuluan
Pangan
merupakan kebutuhan dasar bagi keberlangsungan hidup manusia, sehingga
permasalahan akan pangan merupakan permasalahan berbagai sektor bukan hanya
sektor pertanian dan ekonomi tetapi juga sektor sosial, keamanan, dan politik. Salah
satu komoditas pangan penting di Indonesia adalah kedelai yang merupakan sumber
protein bagi masyarakat.Kedelai merupakan salah satu komoditas yang menjadi
perhatian serius pemerintah dalam usaha mencapai ketahanan pangan nasional
selain beras, gula, jagung, dan ubi kayu (Sriyadi, 2011; Triyanto,2006).
Selama
tahun 1990-an, terdapat penurunan produksi kedelai yang disebabkan turunnya
luas areal dan relatif stabilnya produktivitas kedelai. Disisi lain terdapat
peningkatan konsumsi kedelai yang cukup besar baik permintaan sebagai bahan
baku produk olahan maupun permintaan sebagai bahan baku industri bahan makanan
ternak. Konsumsi Kedelai digunakan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan protein
manusia, tetapi juga digunakan sebagai sumber protein pada hewan. Bahan baku
pakan ternak menggunakan kedelai dan sekitar 90 persen protein makanan ternak
berasal dari kedelai (Tomich, 1992).
Permasalahan
Dari pendahuluan
tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana
permintaan kedelai di Indonesia?
2. Faktor
apa saja yang mempengaruhi permintaan kedelai di Indonesia?
3. Langkah
strategis apa saja yang dapat dilakukan untuk memnuhi permintaan kedelai di
Indonesia?
Pembahasan
Menurut
Aldillah (2014) Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan dan
merupakan sumber utama protein dan minyak nabati utama dunia.
Kedelai dijuluki sebagai Gold from the Soil, atau World's Miracle mengingat
kualitas protein tinggi, seimbang dan lengkap. Konsumsi kedelai di Indonesia
dipastikan akan terus meningkat setiap tahunnya mengingat beberapa pertimbangan
seperti bertambahnya populasi penduduk, peningkatan pendapatan perkapita,
kesadaran masyarakat akan gizi makanan. Namun produksi kedelai belum mencukupi
kebutuhan lokal, sehingga pada 5 tahun terakhir impor rata – rata mencapai 80
persen per tahun (FAO, 2013), walaupun
demikian, dalam rencana strategis pengembagan pertanian, Indonesia memiliki
tujuan mencapai swasembada kedelai tahun 2020. Permasalahan utama adalah produksi
kedelai nasional lebih rendah daripada kebutuhan dalam negeri, sehingga selalu
mengalami defisit.
Berikut
adalah faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai di Indonesia:
1.
Harga Kedelai dalam negeri
Dari data
yang diperoleh dari Departemen Pertanian terlihat bahwa terjadi peningkatan
harga dari tahun 1978-2008. Pada Tahun 1984, permintaan kedelai meningkat
sebesar 186,48% menjadi 2.170.384 Ton, pada tahun yang sama harga kedelai dalam
negeri pertumbuhannya mengalami penurunan sebesar 6,74%. Sedangkan pada tahun
1998, permintaan kedelai menurun sebesar 16,44% menjadi 1.648.764 Ton,
permintaan kedelai tersebut disebabkan meningkatnya harga kedelai dalam negeri
menjadi Rp. 1.130 per Kg. Penurunan permintaan kedelai ini juga disebabkan
karena krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada saat itu.
2.
Jumlah Penduduk
Perkembangan
jumlah penduduk Indonesia periode 1978-2008 meningkat rata-rata sebesar 1,56%
per tahun. Permintaan kedelai juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 7,22%
per tahun. Pada tahun 1998 jumlah permintaan kedelai menurun sebesar 16,44%,
sedangkan jumlah penduduk meningkat sebesar 1,51%. Hal ini dikarena pada tahun
1998 terjadi krisis ekonomi dikarenakan harga kebutuhan bahan pokok meningkat,
sehingga penduduk yang mengkonsumsi kedelai berkurang.
3.
Impor
Hubungan
permintaan kedelai dengan impor kedelai bersifat positif. Hal ini sesuai dengan
dugaan bahwa semakin rendah jumlah yang diminta maka akan menurunkan volume
impor kedelai di Indonesia, dan sebaliknya setiap kenaikan permintaan kedelai
akan meningkatkan pula impor kedelai. Kebijakan impor kedelai yang digunakan
pemerintah sebagai cara untuk memenuhi kebutuhan kedelai.
4.
Rata – rata Pendapatan
Laju rata-rata pertumbuhan
pendapatan perkapita tahun 1978-2008 adalah 18,09% per tahun, ternyata lebih
besar dari tingkat konsumsi kedelai di Indonesia yang 7,22% per tahun. Konsumsi
kedelai yang terus meningkat pesat setiap tahunnya, juga
sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi yang ditandai oleh
meningkatnya konsumsi per kapita kedelai sebesar 5,55%.
5. Selera masyarakat (konsumen)
Sebagian
besar produksi kedelai diolah menjadi bahan pangan yang siap dikonsumsi oleh
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti tempe, tahu,
kecap dan kripik tempe. Sekitar 115.000 pengusaha tahu dan tempe anggota
Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (KOPTI) adalah konsumen terbesar
kedelai. Mereka membutuhkan 1,2 juta ton kedelai per tahun.
Menurut
Rifa’i (2011) Perilaku impor kedelai dipengaruhi secara positif oleh pendapatan
per kapita dan permintaan tahun sekarang, dan dipengaruhi secara negative oleh produksi
tahun lalu dan nilai tukar rupiah. Harga kedelai domestic dan peubah impor
tahun yang lalu dinyatakan tidak berpengaruh
terhadap impor. Perilaku permintaan kedelai dipengaruhi secara positif oleh jumlah
penduduk dan di pengaruhi secara negative
oleh pendapatan per kapita. Peubah harga
kedelai domestic, harga jagung dan permintaan tahun yang lalu tidak memberikan pengaruh
nyata terhadap permintaan kedelai. Harga kedelai domestic dipengaruhi secara nyata
dan positf oleh penawaran dan nilai tukar rupiah tehadap US dollar serta harga
kedelai domestic tahun yang lalu. Variable permintaan dan harga kedelai domestic
tidak berpengaruh nyata terhadap perilaku
harga.
1. Perkiraan harga dimasa mendatang
2. Distribusi Pendapatan
Langkah strategis kedepan
1. Langkah pertama yang mesti dilakukan
adalah membuat kedelai menjadi komoditas yang menguntungkan bagi petani.
Kecilnya margin keuntungan membuat petani enggan melirik kedelai, apalagi
swasta. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengupayakan terobosan baru agar
usahatani kedelai bisa mencapai tingkat keuntungan yang optimal. Adanya
insentif harga jual bisa menjadi jalan keluar agar petani lebih tertarik
mengusahakan kedelai dibanding komoditas palawija lainnya.
2.
Langkah
kedua adalah membuat kreasi efisiensi produksi dengan menggunakan inovasi.
Sudah banyak varietas unggul kedelai yang dihasilkan oleh Badan Litbang
Pertanian yang sebenarnya tidak kalah kualitasnya dengan kedelai impor, dengan
ciri ukuran biji yang besar, warna kuning, potensi hasil > 2 ton/ha, umur
panen lebih cepat maupun keunggulan lainnya.
3. Langkah ketiga adalah advokasi untuk
meningkatkan partisipasi petani agar bersedia melakukan perluasan areal tanam.
Partisipasi petani sangat dibutuhkan untuk menjamin keberlanjutan produksi
kedelai.
Kesimpulan
1.
Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan dan
merupakan sumber utama protein dan minyak nabati utama dunia.
Kedelai dijuluki sebagai Gold from the Soil, atau World's Miracle mengingat
kualitas protein tinggi, seimbang dan lengkap.
2.
Konsumsi kedelai di Indonesia dipastikan
akan terus meningkat setiap tahunnya karena beberapa faktor yaitu : Harga Kedelai dalam negeri, Jumlah Penduduk, Impor, Rata – rata
Pendapatan, Selera masyarakat (konsumen).
3. Untuk
mengatasi tingginya permintaan kedelai di Indonesia, pemerintah terus berupaya
dengan melakukan langkah – langkah strategis seperti:
a. Membuat
kedelai menjadi komoditas yang menguntungkan bagi petani.
b. Membuat kreasi
efisiensi produksi dengan menggunakan inovasi.
c. Advokasi
untuk meningkatkan partisipasi petani agar bersedia melakukan perluasan areal
tanam.
Daftar
Pustaka
Rahardja, Prathama; Manurung, Mandala. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi). Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rifa’i, Muhammad. 2011. Vol 6. No 1. Hal 20.
Analisis Dinamis Permintaan Dan Penawaran Komoditas Kedelai Di Jawa Timur. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=115969.
(Diakses pada 16 Maret 2017).
Aldillah, Rizma. 2014. Hal 3. Analisis Produksi dan
Konsumsi Kedelai Nasional. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/73016/2014tri.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
(Diakses pada 16 Maret 2017).
Wali,
Muhammad. 2013. Analisis Permintaan dan Penawaran Kedelai Indonesia. http://muhammadwalise.blogspot.co.id/2013/02/analisis-permintaan-dan-penawaran.html.
(Diakses pada 16 Maret 2017).
Sugihono, Chris. 2015. Mengatasi
Perangkap Pangan Kedelai. http://www.kompasiana.com/cris_sugiono/mengatasi-perangkap-pangan-kedelai_5500b115a333117f73511ab5. (Diakses
pada 16 Maret 2017).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.