.

Senin, 17 April 2017

" ANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI GORONTALO "


 ABSTRAK


   Kota Gorontalo sebagai Ibukota Provinsi telah melalui sebuah kajian muitidisplin dengan pertimbangan disamping karena letaknya yang strategis juga karena kota ini memiliki fasilitas elementer yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan pemerintahan provinsi secara efektif dan efisien. Dengan penetapan ini tentunya akan berdampak pada aktifitas dan struktur. ekonomi Kota Gorontalo yang tentu saja mernerlukan strategi pembangunan yang lebih sesuai dengan kondisi yang ada.

·         ANALISIS PEREKONOMIAN DI PROVINSI GORONTALO

 Provinsi Gorontalo merupakan pemekaran dari propinsi Sulawesi Utara yang terletak di jazirah utara pulau Sulawesi dan merupakan salah satu dari tiga provinsi di Indonesia yang terletak di utara garis katulistiwa. Berdasarkan UU No. 38 tahun 2001 bahwa propinsi Gorontalo ditetapkan sebagai propinsi ke-32 lepas dari propinsi Sulawesi Utara. Batas wilayah provinsi Gorontalo adalah sebelah utara laut sulawesi, samudera pasifik dan Republik Philipina, sebelah timur dengan propinsi Sulawesi Utara, sebelah selatan Teluk Tomini dan sebelah barat propinsi Sulawesi Tengah.

·         KEADAAN EKONOMI

 Struktur perekonomian di propinsi Gorontalo ditinjau dari kontribusi sektor-sektor ekonomi lebih banyak di topang oleh sektor industri dan jasa. Sedangkan peranan sektor pertanian relative stabil. Tabel berikut menjelaskan struktur ekonomi propinsi Gorontalo:



·         INVESTASI DI GORONTALO

 Aktivitas investasi di Gorontalo mengalami pasang surut pasca kebijakan pemekaran wilayah. Nilai investasi bisa dilihat dari besarnya investasi menurut sektor-sektor ekonomi dan juga bisa dianalisis berdasarkan sifat atau asal investasi yang telah disetujui pemerintah baik PMDN maupun PMA. Nilai PMDN yang telah disetujui pemerintah di propinsi Gorontalo.



·         STRUKTUR EKONOMI DIDOMINASI OLEH SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN   RESTORAN

 (31,12 %.) sektor Jasa-jasa (26,46 %) serta sektor Pengangkutan dan Komunikasi (18,77 %.) Pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,02 % (Provinsi Sulut 6,42 %). Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada Tahun 1996 sebesar 9,89 % dan berangsur-angsur menurun hingga Tahun 1998 menjadi hanya sebesar 2,71 % (provinsi -2,29 %), Tahun 2000 telah mencapai 5,62 % Pengelompokkan yang didasarkan pada kiasifikasi Tahun 1930-an maka peranan masing-masing kelompok selama periode tersebut adalah sebagai berikut :

- SEKTOR PRIMER (PERTANIAN, PERTAMBANG) = 6,25 %
- SEKTOR SEKUNDER (INDUSTRI & BANGUNAN) = 10,27 %
- SEKTOR TERSIER (SISANYA) = 83,48 %

 Nilai multiplier sektor basis Kota Gorontalo berkisar antara 1,1030 - 1,2250 artinya bahwa apabila terjadi peningkatan produksi sektor basis sebesar satu unit akan memberikan dampak peningkatan perekonomian secara keseluruhan sebesar 1,1030 - 1,2250 unit. Hasil penggabungan analisis Kontribusi, Rata-rata pertumbuhan, dan analisa LQ, dan Shift Share diperoleh
urutan sektor unggulan di Kota Gorontalo sebagai berikut :

1). Sektor- Pengangkutan dan Komunikasi,
2). Sektor Perdagangan, Hotel dan restoran,
3). Sektor Indutsri pengolahan,
4). Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.,
5). Sektor Jasa-jasa.

 Secara agregat nilai Proportional share (Sp) dan nilai Differential share (Sd) Kota Gorontalo adalah negatif,hal ini menandakan bahwa secara agregat sektor- sektor yang ada di Kota Gorontalo tumbuh lebih lambatdibandingkan dengan tingkat provinsi. Namun jika dilihat nilai setiap sektor, maka ada sektor yang pertumbuhannya lebih cepat dari tingkat provinsi yakni sektor Industri pengolahan, sektor Listrik, gas danair minum, sektor Bangunan, Sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi yang ditunjukkan oleh nilainya Shift (S) yang positif.

Sumber :
Arsyad Anwar, 1985, Prospek dan Permasalahan Ekonomi Indonesia 1985-1986, edisi pertama Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Sinar Harapan, Jakarta Boediono, 1979, Econometric Models of The Indonesian Economy for Short Run Policy
Analysis, Disertation Ph.D, University of Pensylvania Branson, William H, 2000, Macroeconomic Theory and Policy, third edition, Harper and Row Publisher
Dernburg, Thomas F, 2001, Makroekonomi, terjemahan Muhtar, Penerbit Erlangga, edisi ketujuh, Jakarta
Dornbusch, Rudiger dan Fischer Stanley, 2002, Makroekonomi, terjemahan Sitompul, Erlangga, edisi ketiga, Jakarta 156 Vol.1, No.1, Februari 2010 | JBTI
Edy Suandi Hamid, 2005, Formula Alternatif Dana Alokasi Umum (DAU) Upaya Mengatasi Ketimpangan Fiskal dalam Era Otonomi Daerah, UII Press, Yogyakarta
Glassburner, Bruce dan Chandra Aditiawan, 1982, Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi Makro, LP3ES, edisis kedua, Jakarta
Granger, CWJ and Newbold, Paul, 2002, Forecasting Economic Time Series, Academic Press,New York San Francisco London, p. 333 Gujarati, Damodar N, 2002, Basic Econometrics, fifth edition, McGraw-Hill, London
Harun Hadiwijoyo, Sari Sejarah Filsafat Barat, Jilid I dan II, 1980, Kanisius, Yogyakarta Henderson, James M, Quandt Richard E, 1980, Microeconomic Theory a Mathematical Approach, third edition, International Student Edition, McGraw-Hill International Book Company

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.