ABSTRAK
Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk memenuhi tugas
perkuliahan dan sekaligus untuk menambah pengetahuan mengenai perkembangan
sektor perekonomian di Provinsi Sulawesi Tengah.
Sektor perekonomian yang akan
dibahas pada kali ini ialah mengenai inflasi daerah pada Provinsi Sulawesi
Tengah dengan menggunakan data yang ditinjau oleh Badan Pusat Statistik (BPS)
pada 2016 kemarin. Tercatat bahwa pada tahun kemarin tingkat
inflasi yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah mengalami peningkatan pada
akhir triwulan II 2016, tekanan inflasi tahunan Kota Palu tercatat sebesar
4,21% (yoy) lebih rendah dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 6,03%
(yoy). Tekanan inflasi triwulan I 2016 dipengaruhi oleh naiknya harga beras
pada keseluruhan bulan di beberapa faktor yang mendorong adanya tekanan inflasi
adalah adanya libur panjang di awal pertengahan triwulan II 2016 dan liburan
Idul Fitri. Di samping itu, faktor cuaca dengan curah hujan tinggi memberi
tekanan pada inflasi ikan segar. Disparitas harga antar daerah juga menjadi hal
krusial yang menyebabkan hasil panen petani banyak terserap ke luar Sulawesi
Tengah sehingga pasokan ke Kota Palu berkurang dan membuat indeks harga
terutama sub-kelompok bumbu-bumbuan di kota palu meningkat.
Keywords: sektor perekonomian, inflasi, Sulawesi Tengah
PENDAHULUAN
Kota
Palu merupakan Ibukota dari Provinsi Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah sendiri
merupakan Provinsi yang ke-27 dari 35 provinsi yang ada di Indonesia,dengan
jumlah penduduk 342,754 jiwa. Akan tetapi,dengan jumlah penduduk yang tidak
terlalu banyak ini, Sulawesi Tengah mampu mengembangkan sektor perekonomian
yang dibuktikan bahwa pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi Sulteng tertinggi
Se-Sulampapua. Namun, pertumbuhan ekonomi yang pesat ini hanya didominasi oleh
sektor pertambangan, jikalau kita melihat dari sektor-sektor yang lain seperti,
sektor pariwisata, sektor kesehatan, dan sektor sandang masih mengalami
inflasi. Ada beberapa faktor yang akan dibahas di artikel ini mengenai penyebab
terjadinya inflasi di berbagai sektor tersebut.
PERMASALAHAN
·
Bagaimana perkembangan inflasi secara umum?
·
Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan adanya
tekanan inflasi?
·
Bagaiamana perkembangan inflasi menurut kelompok
barang dan jasa?
PEMBAHASAN
A. Bagaimana
perkembangan inflasi secara umum?
1. Inflasi
tahunan Kota Palu pada triwulan II 2016 tercatat sebesar 4,21% (yoy),lebih
rendah jika dibandingkan dengan inflasi tahunan pada triwulan sebelumnya yang
sebesar 6,03% (yoy). Realisasi inflasi tahunan pada akhir triwulan II 2016
tercatat sebagai realisasi inflasi terendah selama lima tahun terakhir.
Meningkatnya tekanan inflasi terutama didorong oleh adanya libur panjang di
awal pertengahan triwulan II 2016 dan liburan idul fitri. Faktor cuaca dengan
curah hujan tinggi memberi tekanan pada inflasi ikan segar. Selain itu,
disparitas harga antar daerah juga menyebabkan hasil panen petani banyak
terserap ke luar Sulawesi Tengah sehingga pasokan ke Kota Palu berkurang dan
membuat indeks harga terutama sub-kelompok bumbu-bumbuan di Kota Palu
meningkat. Pada bulan Mei 2016 tercatat bahwa realisasi inflasi pada bulan
merupakan realisasi inflasi tertinggi dalam triwulan 1 sampai dengan triwulan
II 2016. Faktor utama yang menyebabkan inflasi pada bulan Mei ini tinggi ialah
berkurangnya pasokan ikan segar ke Kota Palu. Kurangnya pasokan ikan segar di
Kota Palu ini disebabkan karena nelayan-nelayayn Sulawesi Tengah yang sebagian
besar masih menggunakan peralatan tradisional sehingga tidak bisa mendapatkan
tangkapan seperti biasanya dikarenakakn faktor cuaca yang tidak kondusif. Dan realisasi inflasi pada bulan juni menunjukkan
tingkat inflasi yang lebih rendah dibanding inflasi sebelumnya. Namun,walaupun
mengalami penurunan tetapi inflasi tetaplah terjadi, inflasi pada bulan Juni
ini diakibatkan karena adanya libur Hari Raya Idul Fitri yang meningkatkan
permintaan terhadao transportasi udara.
Jadi, secara umum dapat disimpulkan bahwa faktor utama dari penyebab
inflasi pada bulan Mei dan bulan Juni ialah adanya efek libur panjang pada awal
pertengahan triwulan II serta adanya libur hari raya idul fitri, dan juga adaya
peralihan musim dari El-nino menjadi La-Nina.
2.
Pada periode Triwulan II bulan April mengalam
deflasi. Deflasi ini terjadi karena didorong pasokan bahan makanan yang
melimpah dari sentra produksi pertanian dan juga pendorong utama terjadinya
deflasi bulan April ini ialah kelompok transportasi, komunikasi,dan jasa
keuangan yang terjadi karena adanya efek pada penetapan harga BBM dari
pemerintah.
B. Apa
saja faktor-faktor yang menyebabkan adanya tekanan inflasi?
1) Tekanan
inflasi dari sisi penawaran
·
Kondisi
cuaca yang kurang kondusif mendorong tekanan inflasi dari sisi penawaran
Kondisi cuaca yang kurang kondusif menyebabkan nelayan tidak bisa
menangkap ikan dilaut dan pasokan ikan segar mengalami kekurangan sehingga
memberikan tekanan inflasi pada komoditas ikan segar di Kota Palu.
·
Disparitas
harga antar daerah membuat hasil produksi petani banyak terserap ke luar
Sulawesi Tengah
Disparitas harga antar daerah juga menjadi hal krusial yang menyebabkan
hasil panen petani banyak terserap ke luar Sulawesi Tengah sehingga pasokan ke
Kota Palu berkurang dan membuat indeks harga terutama sub-kelompok
bumbu-bumbuan di kota palu meningkat.
2) Tekanan
inflasi dari sisi permintaan
·
Konsumen
di Kota Palu menunjukkan optimisme yang lebih baik terhadap kegiatan
konsumsinya
·
Tingkat
penghasilan masih berada pada level optimis
C. Bagaimana
perkembangan inflasi menurut kelompok barang dan jasa?
·
Inflasi
tahunan kelompok bahan makanan pada triwulan II 2016 cukup terjaga
Inflasi pada kelompok bahan makanan mengalami peningkatan di awal
triwulan II ini disebabkan karena adanya kelangkaan ikan segar.
·
Inflasi
dari kelompok transportasi,komunikasi,dan jasa keuangan cukup tinggi
Hal tersebut terjadi karena adanya permintaan masyarakat terhadap
angkutan udara yang bertepatan dengan libur panjang awal bulan mei dan libur
hari raya idul fitri.
·
Inflasi
dari kelompok makanan jadi, minuman,rokok,dan tembakau
Inflasi pada sub-kelompok minuman tidak beralkohol didorong oleh inflasi
dari komoditas gula pasir yang mengaami peningkatan.
·
Inflasi
pada kelompok perumahan,air,listrik,gas dan bahan bakar
Kenaikan komoditas pembasmi nyamuk bakar merupakan salah satu faktor yang
mendorong terjadinya inflasi
·
Tingkat
inflasi tahunan dan inflasi bulanan pada kelompok sandang relatif terkendali
Sub-kelompok barang dimana komoditas emas perhiasan menjadi pendorong
utama kenaikan IHK.
·
Inflasi
kelompok kesehatan
Kenaikan
indeks tertinggi didorong oleh kenaikan indeks pada komoditas obat flu dan
komoditas bedak.
PENUTUPAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat
inflasi yang terjadi di Sulawesi Tengah belum mencapi tingkat inflasi parah,
karena tingkat inflasi yang terjadi di Sulawesi Tengah ini tidak memengaruhi
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah secara besar-besaran. Selain itu, tidak
semua inflasi itu berdampak negatif ada juga yang berdampak positif, seperti
pada pembahasan diatas adanya permintaan yang tinggi terhadap angkutan udara,
dengan permintaan yang tinggi tersebut Sulawesi Tengah mampu mengambil
kesempatan bagi pemasukan daerah nya dari turis-turis yang datang ke Sulawesi
Tengah.
DAFTAR PUSTAKA
Nadjemuddin Adha, 2016, pertumbuhan ekonomi Sulteng
tertinggi se-sulampapua, m.antarasulteng.com/berita/26297/pertumbuhan-ekonomi-sulteng-tertinggi-se-sulampapua
,antara sulteng.com
Anonim. 2017. Kota palu. https://id.m.wikipedia.org/wiki/kota_palu
.wikipedia
Sihombing Martin, 2016. Wakil presiden: lebih baik inflasi
daripada deflasi. m.bisnis.com/finansial/read/20160301/9/524229/wakil-presiden-lebih-baik-inflasi-daripada-deflasi
.finansial
Malaha Rolex. 2016. BI: Sulteng sukses kendalikan inflasi. M.antara.sulteng.com/berita/27408//bi-sulteng-sukses-kendalikan-inflasi
. antarasulteng.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.