.

Senin, 17 April 2017

MASALAH EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

@B17-Alvin

ABSTRAK
Ekonomi merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Seiring perkembangan zaman ,tentu kebutuhan terhadap manusia bertambah oleh karena itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan.

PENDAHULUAN
Kota Yogyakarta dikenal sebagai ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyandarkan perekonomiannya kepada sektor-sektor sekunder dan tersier seperti industri pengolahan, perdagangan, hotel, restoran, transportasi, telekomunikasi, keuangan, sewa, jasa perusahaan dan jasa-jasa. Hal ini terlihat dari struktur PDRB Kota Yogyakarta selama kurun waktu 10 tahun terakhir yang tergambar dalam grafik di bawah ini. Grafik dibawah ini diolah berdasarkan PDRB Kota Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000.

RUMUSAN MASALAH
1.    SEJARAH PEREKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2.    Kesanjangan Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta Kian Mengkhawatirkan
3.    Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta Melambat
4.    Perekonomian DIY Triwulan II Tumbuh 5,57%


PEMBAHASAN
1.   SEJARAH PEREKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
kota Yogyakarta. Berdasarkan data APBD kota Yogyakarta pada tahun 2001,penerimaan dana daerah yang diterima dari sektor dana perimbangan meupakanyang terbesar yaitu sekitar 74% atau sekitar 153 milyar dari sekitar totalpendapatan 205,4 milyar, sedangkan pnerimaan yang berasal dari PendapatanAsli Daerah menyumbang sekitar 16% atau sekitar 33,1 milyar. Sedangkanpenerimaan 19,1 milyar sisanya berasal dari sisa anggaran tahun kepengerusansebelumnya. DPPKA pun memproyeksikan Tahun 2009-2013 ekonomi kota Yogyakarta akan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 32,9%. Pertumbuhanini mungkin terjadi karena didorong oleh pertumbuhan pada komponen PAD dankomponen dana perimbangan yang masing-masing diperkirakan memiliki ratiopertumbuhan rata-rata sekitar 40,9% dan 25,4% (Saiful, 2012).

2.     Kesanjangan Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta Kian Mengkhawatirkan
Dalam soal kesenjangan ekonomi, yang juga menarik untuk disorot adalah DIY. Di balik pesonanya, DIY ternyata menyimpan persoalan pelik berupa kesenjangan ekonomi di masyarakat yang mengkhawatirkan. Selain kesenjangan ekonomi, persoalan kemiskinan juga tak kalah pelik. Ada lebih dari setengah juta penduduk miskin di DIY. Meski selama ini DIY terkenal sebagai provinsi yang aman dan tentram serta minim gesekan sosial, kesenjangan ekonomi antara Si Kaya dan Si Miskin yang semakin menganga sebetulnya ibarat bom waktu yang bila tiba masanya  bakal meledak dalam bentuk konflik sosial yang dipicu oleh rasa ketidakadilan dalam soal ekonomi dan kesejahteraan (kompasiana, 2015).


3.     Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta Melambat
YOGYAKARTA - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 2016 ini akan sedikit terkoreksi. Meski tidak terlalu besar tapi pertumbuhan ekonomi yang terkoreksi tersebut, tetap harus menjadi perhatian. Pertumbuhan ekonomi yang melambat tersebut tidak lepas dari kondisi global yang belum juga pulih.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Yogyakarta, Arief Budi Santosa mengatakan, saat ini pertumbuhan ekonomi secara global belum menunjukkan ke arah perbaikan. Harapan beberapa pihak di tahun 2016 ini terjadi peningkatan kondisi perekonomian ternyata tidak terbukti. Karena ada beberapa hal yang masih dalam keadaan melemah dan belum menunjukkan ke arah peningkatan.

"Ekonomi dunia akan terkoreksi sekitar tiga persen dibanding dengan pertumbuhan tahun sebelumnya," tutur Arief saat outlook ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta di Hotel Royal Ambarrukmo”, 

Arief mengungkapkan, sebagai salah satu negara yang menganut sistem ekonomi terbuka, tentu kondisi melemahnya perekonomian global juga berpengaruh pada tingkat ekonomi di Indonesia. Tanda-tanda pelemahan ekonomi Indonesia ini sudah terlihat dari menurunnya pertumbuhan ekonomi di triwulan ketiga tahun ini. (sindonews, 2016)


4.     Perekonomian DIY Triwulan II Tumbuh 5,57%
Harianjogja.com, BANTUL–Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada triwulan II 2016 tumbuh 5,57% lebih cepat dibanding triwulan I 2016 yang sebesar 4,84%. Perekonomian DIY yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II 2016 mencapai Rp26,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp21,4 triliun.
“Perekonomian DIY triwulan II 2016 terhadap triwulan II 2015 tumbuh 5,57 persen. Jauh lebih cepat dibanding periode yang sama pada 2015 sebesar 4,63%,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Bambang Kristianto di Gedung BPS DIY”.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa keuangan sebesar 13,50%. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai komponen impor luar negeri sebesar 63,65%.

KESIMPULAN
Seiring dengan pesatnya perkembangan Kota Yogyakarta, perubahan struktur perekonomian menjadi hal yang alami. Beberapa sektor ekonomi terus meningkat kontribusinya terhadap output perekonomian daerah dan sektor-sektor lain terlihat mengalami penurunan kontribusi terhadap output perekonomian daerah. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Bangunan, dan Sektor Transportasi dan Telekomunikasi merupakan sektor-sektor yang secara riil mengalami peningkatan kontribusi. Kontribusi ketiga sektor ini terhadap ouput perekonomian Kota Yogyakarta pada tahun 2013 adalah 54,17% atau meningkat dibandingkan tahun 2009 yang sebesar 53,48%. Sektor Industri Pengolahan, Sektor Jasa-Jasa, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih serta Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan, secara riil, justru cenderung mengalami penurunan kontribusi terhadap output perekonomian Kota Yogyakarta. Keempat sektor itu menyumbang 45,55% output Kota Yogyakarta pada 2013, lebih rendah daripada kontribusinya pada tahun 2009 yang sebesar 46,33%.


DAFTAR PUSTAKA
a P3ADK.2015. Perekonomian di Jogja. http://investasi.jogjakota.go.id/id/more/page/84/Perekonomian-di-Jogja .(di akses 17 April 2017)

a Saiful.2012. KONDISI GEOGRAFI EKONOMIDAN SUSTAINABLE DEVELOPMENT PROVINSID.I. YOGYAKARTA. https://www.scribd.com/doc/106324925/Kondisi-Geografi-Ekonomi-Provinsi-Daerah-Istimewa-Yogyakarta .(di akses 17 April 2017)

a Kompasiana.2014. Kesanjangan Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta Kian Mengkhawatirkan. http://www.kompasiana.com/kadirsaja/kesanjangan-ekonomi-di-daerah-istimewa-yogyakarta-kian-mengkhawatirkan_552964356ea8344e0b8b456f  .(di akses 17 April 2017)

a Erfanto.2016.Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta Melambat. https://ekbis.sindonews.com/read/1158912/33/pertumbuhan-ekonomi-daerah-istimewa-yogyakarta-melambat-1480333434  .(di akses 17 April 2017)


a Harianjogja.2016. Perekonomian DIY Triwulan II Tumbuh 5,57%.http://www.harianjogja.com/baca/2016/08/05/pertumbuhan-ekonomi-diy-perekonomian-diy-triwulan-ii-tumbuh-557-742819 .(di akses 17 April 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.