.

Selasa, 18 April 2017

Perekonomian Bangka Belitung

@A11-Aini

Oleh : Aini Putri

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (disingkat Babel) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P. Pongok, P. Mendanau dan P. Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau.
Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antar etnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Setelah dilantiknya Pj. Gubernur yakni H. Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan provinsi.
Bank Indonesia Perwakilan Babel mencatat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung triwulan I tahun 2016 mengalami perlambatan.
Pada triwulan I tahun 2016 tercatat perekonomian Babel tumbuh sebesar 3,30 persen atau secara nominal mencapai Rp11,5 triliun, melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,28 persen. (Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Babel Bayu Martanto)
  mencapai Rp 14.722 miliar dan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, besarnya mencapai Rp 11.201 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bangka Belitung Herum Fajarwati juga menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung melambat di triwulan pertama, dibanding tahun 2014 lalu.
dari sisi produksi sektor pertambangan terpukul akibat harga jual logam timah yang rendah, dipengaruhi juga lapangan usaha pertanian yang biasanya menjadi penyeimbang perekonomian harga jual (CPO) dan karet mengalami penurunan, berdampak pada melemahnya seluruh lapangan usaha. (Menurut Herum)
Pertumbuhan ekonomi regional 2016 Provinsi Bangka Belitung merupakan terendah ketiga se Sumatera, yakni 3,5%, posisi dua terendah lainnya yaitu Aceh 2,9% dan Riau 2,0%.
Chief Economic BTN, Winang Budoyo mengatakan, Bangka Belitung harus akresif mengejar ketertinggalan rendahnya pertumbuhan ekonomi regional di 2016.
Perlambatan ekonomi disebabkan oleh melemahnya kinerja industri Crude Palm Oil (CPO), masih lemahnya kinerja lapangan usaha utama di bidang pengolahan dan pertambangan timah, dan menurunnya produksi tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan lada.Selain itu, produksi hasil perikanan juga mengalami penurunan yang disebabkan kondisi cuaca yang kurang baik untuk melaut dan adanya banjir yang menerjang sejumlah tambak dan kolam budidaya ikan air tawar. (Menurut Bayu Martanto)

Babel harus optimis, meskipun di bawah masih ada provinsi yang pertumbuhan ekonominya minus, Babel sedikit lagi bisa masuk ke garis warna biru. Banyak yang bisa diperbuat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, seperti contoh Sulawesi, mereka begitu concern di sektor perikanan, saya pikir Babel bisa mencontoh karena provinsi ini dikelilingi potensi kelautan," (Menurut Winang Budoyo).
 Ia juga mengatakan, Babel juga bisa mencontoh Bali dan NTB, ketika kondisi rupiah tidak stabil mereka memanfaatkan sektor pariwisata.  
"Nah mestinya Babel juga bisa melirik ini apalagi wisata Belitung terpilih menjadi destinasi nasional seharusnya momentum ini bisa dimanfaatkan sebaik mungkin,"(Menurut Winang Budiyono)


Daftar Pustaka:
Anoim.2017. Kepulauan Bangka Belitung. https://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Bangka_Belitung (di akses pada 17 April 2017)
Anonim.2016.Pertumbuhan Ekonomi Babel Melambat. http://www.antarababel.com/berita/38349/pertumbuhan-ekonomi-babel-2016-melambat (di akses pada 17 April 2017)
Anonim.2016.Timah dan Lada Melemah Pertumbuhan ekonomi Bangka Belitung terendah setelah Aceh. http://bangka.tribunnews.com/2016/11/30/timah-dan-lada-melemah-pertumbuhan-ekonomi-babel-terendah-setelah-aceh (di akses pada 17 April 2017)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.