.

Selasa, 18 April 2017

Perekonomian Maluku

@B29-Thoriq

Perekonomian Maluku triwulan  II 2016 meningkat
Pertumbuhan ekonomi Maluku pada triwulan II tahun 2016 mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, pertumbuhan ekonomi Maluku mencapai 6,48 persen, meningkat dibanding triwulan sebelumnya yang sebesar 5,64 persen.
 Kondisi perekonomian ini ternyata lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang hanya 5,18 persen maupun kawasan timur Indonesia mencapai 5,91 persen.

Faktor penghambat perekonomian Maluku
Salah satu hal yang mendasari hambatan untuk maju di daerah provinsi Maluku adalah kemiskinan. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Minimnya fasilitas di Maluku membuat banyak diantara mereka yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak terutama bagi kalangan yang menghuni pedalaman Maluku. Selain itu ras juga salah satu penghambat kemajuan di Maluku. Banyak diantara mereka yang masih menganut kepercayaan bahwa mereka tidak diperbolehkan untuk menerima kemajuan karena akan memisahkan dunia mereka dengan nenek moyang mereka. Hal – hal demikian yang seharusnya dibenahi dan diperbaiki oleh pemerintah.

Hambatan pembangunan provinsi Maluku
 Hambatan Yang pertama, Tentunya dalam pembangunan Provinsi maluku juga memiliki banyak Hambatan yang dihadapai setelah terjadinya perang SARA di tahun 1999. Ibarat  membangun lagi dari sisa-sisa reruntuhan, membangun kota ambon tidak semudah membalik telapak tangan. Hal ini disebabkan karena ada rasa curiga antara warga, ada keraguan investor yang menuntut rasa aman dan percaya diri untuk menanam saham-saham mereka di Maluku.
Hambatan terbesar yang kedua dihadapi maluku dalam pembangunan ialah Provinsi Maluku yang terdiri dari gugusan pulau-pulau yang terpisah oleh lautan sehingga daerah yang jauh dari pusat Provinsi maluku tersebut kurang diberikan perhatian penuh oleh Pemerintahan Maluku. contoh saja, daerah-daerah tersebut ialah Pulau Gorom, Pulau Wai, Pulau Katapang, dan kabupaten Maluku Bagian Barat. Posisi kepulauaan yang tersebar ini lah yang membuat program pembangunan yang dibuat hanya memfokuskan pada satu pulau tertentu (AMBON) dengan alokasi program sektoral tertentu tanpa memerhatikan keterpaduan program dalam satu kesatuan dan tata ruang secara keseluruhan Provinsi Maluku.

Faktor pariwisata terhadap pertumbuhan perokonomian Maluku
Pengembangan Destinasi Wisata di Maluku disebabkan Obyek dan daya tarik wisata (ODTW) yang dimiliki Provinsi Maluku cukup banyak dan bervariasi yang terdiri atas obyek wisata alam, wisata pantai, museum, peninggalan purbakala, pusat kesenian, pusat kerajinan. Obyek wisata sebanyak itu belum mencakup atraksi wisata, seperti yang berkembang di Maluku seperti di Wilayah Kota Ambon dan Maluku Tengah yaitu atraksi wisata Bambu Gila, Wisata Pukul Sapu, Wisata Tari Cakalele, Wisata Tari Sau Reka-reka, Tari Lenso, Wisata Pantai meliputi Pantai Natsepa, Pantai Liang, Pantai Namalatu, Pintu Kota, Pantai Waisisil, Pantai Kuako, Pantai Ora, Pulau Pombo, Pantai Hukurila, Pantai Naku, Wisata Sejarah seperti Benteng Duurstede, Benteng Kapahaha, Benteng Belgica di Banda, Benteng Amsterdam, Wisata Alam seperti Air Panas Tulehu, Wisata Morea (Belut) di Waai dan Larike, Wisata Religi seperti Gereja Tua di Hila, di Nusalaut. Untuk Wilayah Pulau Buru, seperti Wisata Air Terjun di Leksula, Untuk Wilayah Maluku Tenggara, wisata Pantai Ngurbloat, Kecamatan Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara, Pantai Ngurtafur di Pulau Warbal Kabupaten Maluku Tenggara, Pantai Uhum dan Danau Tihu di Kabupaten Maluku Barat Daya, Pulau Marsegu Kabupaten Seram Bagian Barat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.