.

Selasa, 18 April 2017

Pertumbuhan Ekonomi Dan Faktor Kemiskinan Di Gorontalo



Pertumbuhan Ekonomi Di Gorontalo
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Kamis (4/8/2016) mengatakan bahwa untuk tahun 2016 pada triwulan I pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan yakni mencapai 6,61 persen, jika dibandingkan periode yang sama tahun 2015 lalu yang hanya sebesar 4,76 persen.

"Kami terus berupaya agar pertumbuhan ekonomi diberbagai sektor terus mengalami peningkatan," kata Rusli.


Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi pada sejumlah sektor yakni pertanian sebesar 1,73 persen, jasa keuangan dan asuransi 15,18 persen, informasi da komunikasi 10,14 persen dan sektor pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang serta pengadaan air pertumbuhannya mencapai 10,36 persen.
"Masih banyak potensi yang bisa meningkatan roda perkonomian di kabupaten dan kota, yang belum terkelola dengan optimal," kata Rusli.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Suryono mengatakan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada awal tahun 2017 diprediksi meningkat dari triwulan sebelumnya.

Perekonomian Provinsi Gorontalo pada triwulan I/ 2017 diperkirakan pada kisaran 6,2 hingga 6,6 persen
Sumber utama pertumbuhan perekonomian diperkirakan masih bersumber dari permintaan domestik, sementara perbaikan dari sisi eksternal seperti halnya investasi masih relatif terbatas.

Dari sisi penggunaan, kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga non profit rumah tangga (LNPRT) dan ekspor akan menjadi pendorong utama kinerja perekonomian Gorontalo triwulan I 2017, seiring masuknya musim panen raya komoditas pertanian utama Gorontalo dan pelaksanaan Pilkada Gubernur dan Calon Gubernur pada Februari.
Disisi lain, inflasi inti diperkirakan pada tingkat yang relatif stabil.

"Melihat prospek kedepan, perekonomian Gorontalo untuk keseluruhan tahun 2017 diperkirakan membaik dibandingkan tahun 2016 dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 6,0 hingga 6,4 persen," tambahnya.

Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 berasal dari masih kuatnya permintaan domestik dan perbaikan ekspor
.

Faktor Kemiskinan di Gorontalo
 Menurut Dwi Faktor Kemiskinan ada 3 macam Yaitu :
Pergeseran arah studi
Menurut Dwi, Dalam banyak kasus, kemiskinan selalu dipandang dari perspektif makro. Studi-studi kemiskinan pada umumnya lebih fokus pada aspek relasional antara kebijakan makro dan kemiskinan, misalnya dampak subsidi BBM terhadap kemiskinan, dampak BLT terhadap taraf hidup penduduk miskin, dampak kenaikan harga beras terhadap angka kemiskinan, dan seterusnya.
Pembaharuan desain perencanaan
Pendekatan terkini dalam perencanaan pembangunan lebih menekankan pada efisiensi dan efektifitas. Perencanaan tidak lagi bertumpu pada “apa yang akan dilakukan” melainkan “apa yang mau dicapai”. Dalam ranah perencanaan, ini disebut dengan “perencanaan berbasis sasaran”, atau biasa juga disebut “perencanaan berbasis kinerja (performance based planning)”.
Pergeseran cara pandang
Semakin kuat disadari bahwa masalah kemiskinan tidak akan pernah selesai hanya karena menggunakan cara pandang ekonomi dan sosial. Dimensi moral penting digunakan dalam memandang persoalan kemiskinan. Proses pembangunan yang berlangsung selama ini telah melahirkan fenomena kemiskinan dengan ciri sosial-moral yang amat kental, misalnya keterbelakangan, keterpencilan, ketidakberdayaan dan ketersisihan. Ciri ini, bahkan seringkali dianggap sebagai derivasi paling buruk dari fenomena kemiskinan. Ciri ini hanya bisa dieliminasi jika dimensi moral lebih dikedepankan dalam memandang persoalan kemiskinan.
Adapun faktor penyebab kemiskinan di daerah Gorontalo diantaranya, kenaikan harga beras dan Bahan Bakar Minyak (BBM) secara nasional seiring meningkatnya harga minyak dunia. Rendahnya pendapatan perkapita, tingkat pendidikan, angka pengangguran yang tinggi serta derajat kesehatan yang rendah.


  Penanggulangan
Menurut Dwi seharusnya pada tingkatan makro, “pemerintah daerah harus terus mengupayakan agar pertumbuhan ekonomi tetap berada dikisaran 7% s/d 8% per tahun. Dengan laju pertumbuhan ekonomi seperti itu, diharapkan kesempatan kerja bisa ditingkatkan dan angka pengangguran bisa ditekan, sehingga pada gilirannya angka kemiskinan dapat diturunkan. Bersamaan dengan upaya tersebut, tingkat kenaikan harga (inflasi), terutama untuk barang-barang konsumsi rumah tangga penduduk miskin, perlu terus dikendalikan. Ini penting, bukan hanya untuk mempertahankan “daya beli” masyarakat miskin, tetapi juga untuk menjaga posisi “nilai tukar” penduduk miskin atas barang-barang konsumsi.”
Pada tingkatan mikro, “program-program yang diarahkan untuk mendorong peningkatan produktivitas penduduk miskin harus terus diupayakan dan ditingkatkan intensitas dan jangkauannya. Bersamaan dengan itu, upaya menurunkan “beban pengeluaran” penduduk miskin tetap harus dilanjutkan,  misalnya melalui pemberian bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, subsidi beras, bantuan perumahan, bantuan langsung tunai, dan berbagai bentuk transfer payment lainnya.”
Pada aspek fokus penanganan,” program penanggulangan kemiskinan perlu diarahkan ke wilayah-wilayah perdesaan, yang selama ini menjadi tempat bermukim sebagian besar penduduk miskin. Perbaikan infrastruktur dasar perdesaan (seperti jalan desa, irigasi, air bersih, listrik, dll.), peningkatan aksessibilitas terhadap sumberdaya, peningkatan layanan dasar, pemberian skim kredit mikro, pemenuhan hak-hak dasar, dan sebagainya, merupakan sejumlah program yang layak direkomendasikan di masa depan. Program semacam ini, di banyak tempat, terbukti efektif mengurangi angka kemiskinan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.”

DAFTAR PUSTAKA :

1. Sucipto , 4-Agustus- 2016 , “ Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo Naek 6.61 Persen “ , http://wartaekonomi.co.id/read/2016/08/04/108753/pertumbuhan-ekonomi-provinsi-gorontalo-meningkat-661-persen.html (Di kunjungi pada tanggal 17 april 2017)

2.Paat,Hence 26-Desember 2016 “BI : Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Di Prediksi Meningkat Pada tahun 2017 http://www.antaragorontalo.com/berita/32233/bi-pertumbuhan-ekonomi-gorontalo-2017-diprediksi-meningkat (Di kunjungi pada tanggal 17 april 2017)

3.Anggraini,Dwi 30-oktober-2012 “Kemiskinan Di Gorontalo” http://dwianggraini2416.blogspot.co.id/2012/10/dimensi-kemiskinan-di-gorontalo.html (Di kunjungi pada tanggal 17 april 2017)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.