.

Rabu, 14 Juni 2017

Instrumen Kebijakan Moneter



@B24-DHICO
Oleh : Dhico Imtinan Setyowati

Abstrak
Kebijakan  moneter pada umumnya adalah suatu kebijakan bagaimana mencapai stabilitas ekonomi    makro, seperti halnya stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi serta tersedianya lapangan kerja. Indonesia  setelah terjanya krisis moneter merubah strategi  kebijakan moneternya  dengan  menggunakan  kerangka Infasi  Targeting. 
Selama  penerapan  strategi  kebijakan  tersebut ternyata  tingkat  keberhasilannya  belum  memuaskan  sehingga perlu  di  kaji  kembali  apakah  strategi  yang  digunakan  sudah cukup sesuai dengan kondisi perekonomian di Indonesia.
Kata Kunci : Kebijakan Moneter, Instrumen
Pendahuluan
Sebuah negara yang memproduksi barang dan jasa setiap hari dalam jumlah sangat banyak, tetapi pemerintahnya hanya mencetak (menyediakan) uang dalam jumlah sangat sedikit. Apa yang terjadi? Para produsen atau penjual pasti akan kebingungan memasarkan barang dan jasa mereka, karena sangat sedikit konsumen yang bisa membeli. Mengapa demikian? Karena jumlah uang yang beredar sangat sedikit dan tidak seimbang dengan jumlah barang dan jasa yang ada.Kondisi seperti ini disebut deflasi, yaitu jumlah uang yang beredar lebih sedikit dibandingkan jumlah barang dan jasa yang ada. Sebaliknya, jika jumlah uang yang beredar terlalu banyak dibandingkan jumlah barang dan jasa yang ada, harga barang dan jasa akan melambung tinggi. Kondisi ini disebut inflasi.
Untuk mengatasi inflasi,pemerintah melakukan tindakan – tindakan untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar disebut kebijakan moneter. Dalam praktiknya, kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Sentral sebagai lembaga kepercayaan pemerintah. Oleh karena itu, kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dalam rangka mengendalikan perekonomian. Di Indonesia, kedudukan bank sentral dipegang oleh Bank Indonesia (BI).
Permasalahan   
Dari pendahuluan tersebut maka dapat dirumuskan masaah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud kebijakan moneter?
2.      Apa saja jenis – jenis kebijakan moneter?
3.      Apa fungsi dari kebijakan moneter?
4.      Bagaimana kondisi Inflasi di Indonesia dan Kebijakan Moneter?

Pembahasan
Menurut Nopirin (1992:45) kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Sedangkan menurut Sadono sukirno (2012:24) kebijakan moneter adalah langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh bank sentral (di Indonesia Bank sentral adalah Bank Indonesia) untuk mempengaruhi (mengubah) jumlah penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
Dari pengertian – pengertian diatas, kebijakan moneter dapat dideskripsikan sebagai tindakan-tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral untuk mempengaruhi atau mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dalam perekonomian dalam rangka mencapai stabilitas perekonomian yang diukur dari kesempatan kerja, kestabilan harga, dan keseimbangan neraca pembayaran.
Jenis-jenis Kebijakan Moneter
1.       Kebijakan moneter ketat (tight money policy) untuk mengurangi/membatasi jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi.
2.       Kebijakan moneter longgar (easy money policy) untuk menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi.
Kebijakan moneter dilakukan pemerintah dengan tujuan sebagai berikut:
a)      Menjaga Stabilitas Ekonomi
Stabilitas ekonomi akan terganggu jika jumlah uang yang beredar di masyarakat melebihi jumlah barang dan jasa yang tersedia sehingga menyebabkan terjadinya inflasi (harga barang dan jasa naik tinggi).
b)      Menjaga Stabilitas Harga
Tinggi rendahnya harga sangat memengaruhi jalannya perekonomian. Harga-harga yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan turunnya permintaan. Turunnya permintaan dapat pula menurunkan produktivitas dunia usaha.
c)      Meningkatkan Kesempatan Kerja
Dengan mengatur jumlah uang yang beredar, perekonomian akan stabil. Jika perekonomian stabil, para pengusaha atau investor akan menambah investasi baru. Investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga kesempatan kerja dapat ditingkatkan.
d)     Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
Kebijakan moneter dapat dipakai untuk memperbaiki posisi neraca perdagangan sehingga negara tidak terlalu banyak mengalami defisit, atau kalau bisa posisinya menjadi seimbang atau bahkan surplus.
Adapun macam-macam Instrument kebijakan moneter yang bisa dilakukan Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah sebagai berikut.
1.      Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Kebijakan pasar terbuka adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat berharga. Jika bank sentral menjual surat berharga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang dari masyarakat. Dengan menjual SBI, berarti bank sentral akan menerima uang dari masyarakat. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan berkurang. Bank sentral menjual SBI apabila perekonomian menunjukkan gejala-gejala inflasi (kelebihan uang sehingga harga-harga terus naik).
Sebaliknya, apabila bank sentral membeli surat-surat berharga dari masyarakat yang berbentuk saham, obligasi, atau surat-surat berharga lainnya, berarti bank sentral ingin menambah uang yang beredar. Dengan membeli surat-surat berharga maka bank sentral harus membayar sejumlah uang kepada masyarakat. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan bertambah. Bank sentral membeli surat-surat berharga apabila perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi (kekurangan uang sehingga perekonomian menjadi lesu dan tidak bisa bergerak)
2.      Kebijakan Diskonto (Discount Policy)
Kebijakan diskonto adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga bank. Jika bank sentral menaikkan suku bunga bank, berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang yang beredar. Dengan menaikkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan menyimpan (menabung) uangnya di bank lebih banyak dari biasanya. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan berkurang. Bank sentral akan menaikkan suku bunga jika perekonomian menunjukkan gejala inflasi.
Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga bank, berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang yang beredar. Dengan menurunkan suku bunga, diharapkan masyarakat akan mengambil (mengurangi) tabungannya di bank. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah. Bank sentral akan menurunkan suku bunga jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi.
3.      Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio Policy)
Kebijakan cadangan kas adalah kebijakan bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan kas minimum yang dimiliki bank-bank umum. Cadangan kas minimum adalah jumlah cadangan kas yang tidak boleh dipinjamkan bank umum kepada masyarakat.
Jika bank sentral menaikkan cadangan kas minimum berarti bank sentral ingin mengurangi jumlah uang beredar. Dengan menaikkan cadangan kas minimum, bank umum harus menahan lebih banyak uang di bank. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi. Bank sentral menaikkan cadangan kas minimum jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala inflasi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan cadangan kas minimum berarti bank sentral ingin menambah jumlah uang beredar. Dengan menurunkan kas cadangan minimum, bank umum dapat meminjamkan uang lebih banyak kepada masyarakat. Dengan demikian, akan menambah jumlah uang yang beredar. Bank sentral menurunkan cadangan kas minimum jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi.
4.      Kebijakan Kredit Selektif dan Kredit Longgar
Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar dengan cara memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Dalam hal ini, bank-bank diperbolehkan memberikan kredit asalkan dengan mempertimbangkan sungguh-sungguh syarat-syarat 5C (character, capability, collateral, capital, dan condition of economic). Bank sentral menjalankan kebijakan kredit selektif jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala inflasi. Sebaliknya, kebijakan kredit longgar dilakukan bank sentral dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Caranya, dengan memperlonggar syarat-syarat pemberian kredit. Kebijakan kredit longgar dilakukan jika perekonomian menunjukkan gejala-gejala deflasi.
5.      Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi
Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Dengan devaluasi, harga barang-barang dalam negeri menjadi lebih murah jika dibeli dengan mata uang asing, sehingga barang-barang dalam negeri bisa bersaing dengan barang-barang luar negeri, dan bisa meningkatkan jumlah ekspor. Jika ekspor meningkat, posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran dapat diperbaiki.
Kebijakan revaluasi adalah kebijakan bank sentral menaikkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing. Revaluasi dilakukan bank sentral jika keadaan ekonomi sudah meningkat dalam arti barangbarang dalam negeri sudah mampu bersaing dengan barang-barang luar negeri.
6.      Sanering
Sanering adalah kebijakan bank sentral untuk memotong nilai mata uang dalam negeri (rupiah). Kebijakan ini dilakukan jika negara mengalami hiperinflasi (inflasi di atas 100 %). Sanering pernah dilakukan Indonesia pada tahun 1950 dengan memotong uang sebesar 50%. Jadi, uang dengan nominal Rp1000,- nilainya tinggal Rp500,-. Kebijakan tahun 1950 lebih dikenal dengan istilah “Gunting Syafrudin”. Kemudian pada tahun 1965, pemerintah kembali memotong nilai uang Rp1000,- sebanyak 99,9% sehingga nilainya tinggal 0,1%. Dengan demikian, uang Rp1000,- nilainya tinggal Rp1,-.
7.      Mencetak Uang Baru
Mencetak uang baru dilakukan bank sentral dalam rangka menambah jumlah uang beredar.
8.      Menarik atau Memusnahkan Uang Lama
Menarik atau memusnahkan uang lama dilakukan bank sentral dalam rangka mengurangi jumlah uang beredar. Dulu kita masih menggunakan uang logam Rp5,- ; Rp10,- dan uang kertas Rp100,- merah. Sekarang, kita sudah tidak menemui (menggunakan) uang-uang tersebut karena bank sentral telah menariknya dari peredaran.
Penarikan tersebut selain untuk mengurangi jumlah uang beredar juga untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Uang Rp5,- ditarik karena sudah tidak berfungsi lagi di masyarakat, sudah tidak ada satu pun barang yang bisa dibeli dengan uang sebesar itu.
9.      Dorongan Moral
Untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar, bank sentral dapat mengeluarkan pidato, pengumuman atau edaran kepada bank umum dan pelaku moneter lain yang berupa larangan atau ajakan. Misalnya, larangan atau ajakan untuk menahan pinjaman atau melepaskan pinjaman pada waktu tertentu.
Fungsi Kebijakan Moneter
1.      Mempertahankan iklim Investasi
2.      Memperluas kesempatan kerja
3.      Menciptakan Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
4.      Memperbaiki kondisi neraca pembayaran
5.      Menjaga kesetabilan nilai kurs mata uang
6.      Menjaga kesetabilan harga barang dan jasa
7.      Menurunkan laju inflasi
Kondisi Inflasi di Indonesia dan Kebijakan Moneter
Mulai Juli 2005 Bank Indonesia telah mengimplementasikan penguatan kerangka kerja kebijakan moneter  konsisten dengan Inflation   Targeting   Framework (ITF), yang mencakup  empat  elemen  dasar : (1)  penggunaan  suku  bunga  BI  Rate  sebagai policy reference  rate,  (2)  proses  perumusan  kebijakan  moneter  yang  antisipatif,  (3) strategi komunikasi yang lebih transparan,  dan  (4)  penguatan  koordinasi  kebijakan  dengan Pemerintah. Langkah-langkah dimaksud ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan tata kelola (governance)  kebijakan moneter  dalam mencapai  sasaran  akhir kestabilan harga  untuk  mendukung  pertumbuhan  ekonomi  yang  berkelanjutan  dan  peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kondisi  inflasi  di  Indonesia  berfluktuasi  seiring  dengan  kondisi  perekonomian  yang dihadapi.  Inflasi  tertinggi  terjadi  pada  tahun  1998  sejalan  kondisi  krisis  ekonomi  yang melanda  perekonomian  Indonesia. Pada  periode  sebelum  dan  setelah  krisis  ekonomi tahun 1998 tingkat inflasi berfluktuasi dengan tingkat inflasi terendah pada tahun 2000 sebesar 4%. 
Kesimpulan
kebijakan moneter dapat dideskripsikan sebagai tindakan-tindakan atau langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral untuk mempengaruhi atau mengatur jumlah uang yang beredar (JUB) dalam perekonomian dalam rangka mencapai stabilitas perekonomian yang diukur dari kesempatan kerja, kestabilan harga, dan keseimbangan neraca pembayaran.
Adapun macam-macam Instrument kebijakan moneter yang bisa dilakukan Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah sebagai berikut.
1.      Kebijakan Pasar Terbuka (Open Market Policy)
2.      Kebijakan Diskonto (Discount Policy)
3.      Kebijakan Cadangan Kas (Cash Ratio Policy)
4.      Kebijakan Kredit Selektif dan Kredit Longgar
5.      Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi
6.      Sanering
7.      Mencetak Uang Baru
8.      Menarik atau Memusnahkan Uang Lama
9.      Dorongan Moral
Daftar Pustaka
Setiawan, Iwan. 2009. Analisis Dampak Kebijakan Moneter terhadap Perkembangan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Vol 1. No 1. http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/58/jbptppolban-gdl-iwansetiaw-2858-1-analisis-a.pdf. (Diakses pada 9 juni 2017).
Putra.M.U.M. 2015. Peran dan Kebijakan Moneter Terhadap Perekonomian Sumatera Utara. Vol 5. No 1. https://media.neliti.com/media/publications/24390-ID-peran-dan-kebijakan-moneter-terhadap-perekonomian-sumatera-utara.pdf. (Diakses pada 9 Juni 2017).
Indra. T. Rizal. 2013. Kebijakan Moneter. http://indraputrabintan.blogspot.co.id/2013/09/kebijakan-moneter.html#.WTub0LiLlH0. (Diakses pada 9 Juni 2017).
Respati, Dian. 2015. Pengertian, Tujuan, Macam Kebijakan Moneter. http://ekonomisku.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-tujuan-macam-kebijakan-moneter.html. (Diakses pada 9 Juni 2017).
Ismayati, Tri. 2017. Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal. http://triismiyati.blogspot.co.id/2017/01/kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal.html. (Diakses pada 9 Juni 2017).
Infosiana . 2017. Pengertian, Jenis, Tujuan, Fungsi, Contoh dan Instrumen Kebijakan Moneter. http://infosiana.net/pengertian-jenis-tujuan-fungsi-contoh-dan-instrumen-kebijakan-moneter/. (Diakses pada 9 Juni 2017).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.