.

Kamis, 15 Juni 2017

Instrumen Kebijakan Moneter

@B35-Varatri
Oleh : Varatri Apriliani

                   I.            Abstract
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu;
seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. (Wikipedia. 2017)
      Kata Kunci : Kebijakan Moneter
                II.            Pendahuluan
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. (Wikipedia. 2017)
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas. (Wikipedia. 2017)
Ø  Tujuan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia yaitu :
Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu. (Wikipedia. 2017).
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah. (Wikipedia. 2017)

             III.            Rumusan Masalah
1.      Apa saja instrumen kebijakan moneter ?
2.      Mengetahui 3 instrumen kebijakan moneter yang digunakan bank sentral !
3.      Kebijakan Moneter  kuantitatif dan kualitatif
4.      Tujuan kebijakan moneter
              IV.            Pembahasan
Ø  Instrumen Kebijakan Moneter
Agar tujuan kebijakan moneter dapat tercapai, bank sentral menggunakan instrumen-instrumen kebijakan moneter seperti berikut (Artikelsiana. 2015) :

a.       Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) : Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual sertifikat Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
b.      Kebijakan Diskonto (Discount Policy): Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.
c.       Kebijakan Cadangan Kas : Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cas ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah yang tidak boleh dipinjamkan.
d.      Kebijakan Kredit Ketat : Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada syarat 5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Dengan kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini biasa diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi.
e.       Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion) : Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman, pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi pengumuman, pidato dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman tabungan ataupun melepaskan pinjaman.
Ada tiga instrument utama yang digunakan untuk mengatur jumlah uang beredar (Ilmu ekonomi. 2015) , yaitu :
a.       oprasi pasar terbuka (open market operation).
b.      fasilitas diskonto (discount rate).
c.       rasio cadangan wajib(reserve requirement ratio).

A.     Kebijakan Moneter Kuantitatif

  
   1) Operasi Pasar Terbuka

             Bank sentral dapat melakukan perubahan atas jumlah uang yang beredar dengan cara melakukan jual beli surat - surat berharga. Pada saat perekonomian sedang mengalami kelesuan atau resesi, untuk mendorong perkembangan kegiatan ekonomi, uang beredar perlu ditambah.

            Tindakan yang dilakukan bank sentral dengan membeli surat - surat berharga, sehingga uang yang beredar bertambah jumlahnya. Pembayaran yang dilakukan bank sentral menyebabkan cadangan yang ada pada bank - bank umum menjadi bertambah besar. Sedangkan pada saat inflasi, untuk mengurangi kegiatan ekonomi yang berlebihan, uang beredar harus dikurangi. Tindakan yang dilakukan bank sentral ialah menjual surat - surat berharga.

   2) Mengubah Tingkat Diskonto

             Tingkat bunga diskonto ialah tingkat bunga yang ditetapkan pemerintah kepada bank umum yang meminjam kepada bank sentral. Bila pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka pemerintah menurunkan tingkat bunga pinjaman (tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga yang lebih rendah maka akan meningkatkan keinginan bank - bank umum untuk meminjam untuk kepada bank sentral, sehingga jumlah uang yang beredar menjadi bertambah.
  
            Sebaliknya jika ingin menahan laju pertambahan jumlah uang beredar, pemerintah menaikan tingkat bunga pinjaman. Hal ini akan menekan keinginan bank - bank umum untuk meminjam kepada bank sentral. Sehingga pertambahan jumlah uang yang beredar bisa ditekan.

   3) Mengubah Tingkat Cadangan Minimum

            Penetapan rasio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang beredar. Jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank untuk memberikan kredit menjadi lebih kecil dibanding sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Demikian juga sebaliknya jika bank sentral ingin menambah jumlah uang yang beredar untuk menggerakan kegiatan ekonomi dapat dilakukan dengan menurunkan rasio cadangan minimum di bank - bank umum.


B.     Kebijakan Moneter Kualitatif

   1) Pengawasan Kredit Secara Selektif

            Pengawasan kredit secara selektif bertujuan untuk memastikan bahwa bank - bank umum memberikan kredit / pinjaman sesuai dengan program yang dijalankan pemerintah. Misalnya, untuk mendorong kegiatan di sektor industri, bank sentral dapat membuat peraturan terhadap bank - bank umum. Peraturan tersebut mengharuskan bank - bank umum untuk meminjamkan sebagian dananya kepada usaha - usaha di bidang industri.

   2) Imbauan Moral

             Dengan imbauan moral, otoritas moneter mencoba mengarahkan dan mengendalikan uang yang beredar. Misalnya, Gubernur Bank Indonesia selaku pimpinan bank sentral dapat memberikan saran agar perbankan berhati - hati dengan kreditnya atau membatasi keinginannya untuk meminjamkan uang dari bank sentral.  (Kharisma, Falah. 2016).

Ø  Tujuan Kebijakan Moneter
Secara garis besar, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ekonomi yang ditandai dengan gairah dunia usaha dan meningkatnya kesempatan kerja. Jika dirinci tujuan kebijakan moneter adalah sebagai berikut.

1.      Menjaga Stabilitas Ekonomi : Stabilitas ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian yang berjalan sesuai dengan harapan, terkendali, dan berkesinambungan. Artinya, pertumbuhan arus uang yang beredar seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
2.      Menjaga Stabilitas Harga : Kebijakan moneter selalu dihubungkan dengan jumlah uang beredar dan jumlah barang dan jasa. Interaksi jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa akan menghasilkan harga. Ada kalanya harga naik atau turun tidak beraturan, sehingga perubahan harga dapat memengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Apabila harga cenderung naik terus-menerus, orang akan membelanjakan semua uangnya yang mengakibatkan terjadinya gejala ekonomi yang disebut inflasi.
3.      Meningkatkan Kesempatan Kerja : Jika jumlah uang beredar seimbang dengan jumlah barang dan jasa, maka perekonomian akan stabil. Pada keadaan ekonomi stabil, pengusaha akan mengadakan investasi. Investasi akan memungkinkan adanya lapangan pekerjaan baru. Adanya lapangan pekerjaan baru atau perluasan usaha berarti meningkatkan kesempatan kerja.
4.      Memperbaiki Posisi Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran : Kebijakan moneter dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Jika negara mendevaluasi mata uang rupiah ke mata uang asing, harga-harga barang ekspor akan menjadi lebih murah, sehingga memperkuat daya saing dan meningkatkan jumlah ekspor. Peningkatan jumlah ekspor akan memperbaiki neraca perdagangan dan neraca pembayaran.

                 V.            Kesimpulan
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. (Wikipedia. 2017)
Instrumen Kebijakan Moneter ada 5 Yaitu :
1.      Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation
2.      Kebijakan Diskonto (Discount Policy)
3.      Kebijakan Cadangan Kas
4.      Kebijakan Kredit Ketat.
5.      Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion
Hasil uji empiris membuktikan bahwa variabel instrumen jumlah uang beredar dan suku bunga SBI dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka waktu yang pendek maupun jangka panjang dengan arah koefisien yang searah. Dalam jangka pendek, instrumen jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun dalam jangka panjang instrumen jumlah uang beredar mempunyai hubungan negatif dengan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan untuk instrumen suku bunga SBI dalam jangka pendek mempunyai hubungan yang negatif dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Untuk perbandingan efektivitas, instrumen moneter dengan menggunakan suku bunga SBI lebihefektif untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi dengan kecepatan waktu merespon tigakuartal dibandingkan dengan menggunakan instrumen jumlah uang beredar yang diresponoleh pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan kecepatan waktu empat kuartal. (Seprillina, Linda dan Ismail, Munawar. Vol 12 . No 2 . 2013).


              VI.            Daftar Pustaka
Anonym. 2013 . Pengertian, Jenis, Tujuan dan Instrumen Kebijakan Moneter. http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-jenis-tujuan-moneter-macam-macam.html (Diakses 10 juni 2017)
wikipedia. 2017 . Kebijakan Moneter . https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter (Diakses 10 juni 2017)
Kharisma, Falah. 2016. Instrumen kebijakan moneter . http://falah-kharisma.blogspot.com.au/2016/01/instrumen-kebijakan-moneter.html (Diakses 10 juni 2017)
Seprillina, Linda dan Ismail, Munawar. Vol 12 . No 2 . 2013. EFEKTIVITAS INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA (Periode 1999:1 – 2012:2). http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=188826 (Diakses 10 juni 2017)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.