.

Senin, 10 Juli 2017

Teori Konsumsi

@TEB-07
Oleh : KOIRUL

PENDAHULUAN
Pengeluaran konsumsi masyarakat adalah salah satu variabel makro ekonomi yang dilambangkan “C”. Konsep konsumsi yang merupakan konsep yang di Indonesiakan dalam bahasa Inggris “ Consumption”, merupakan pembelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga ke atas barang - barang akhir dan jasa-jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang-orang yangmelakukan pembelanjaan tersebut atau juga pendapatan yang dibelanjakan.
Bagian pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut tabungan, dilambangkan dengan huruf “S” inisial dari kata saving . Apabila pengeluaran - pengeluaran konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnyaadalah pengeluaran konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan.Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yanglain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan olehmasyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Kegiatan produksi adakarena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada gap atau jarak antara konsumsi dan produksi.Banyak alasan yang menyebabkan analisis makro ekonomi perlu memperhatikan tentangkonsumsi rumah tangga secara mendalam. Alasan pertama, konsumsi rumah tangga memberikan pemasukan kepada pendapatan nasional. Di kebanyakaan negara pengeluaran konsumsi sekitar 60-75 persen dari pendapatan nasional. Alasan yang kedua, konsumsi rumah tangga mempunyai dampakdalam menentukan fluktuasi kegiataan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Konsumsiseseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Semakin besar pendapatan seseorang maka akansemakin besar pula pengeluaran konsumsi. Perbandingan besarnya pengeluaran konsumsi terhadaptambahan pendapatan adalah hasrat marjinal untuk berkonsumsi (Marginal Propensity to Consume, MPC). Sedangkan besarnya tambahan pendapatan dinamakan hasrat marjinal untuk menabung (Marginal to Save,MPS). Pada pengeluaran konsumsi rumah tangga terdapat konsumsi minimum bagi rumah tangga tersebut, yaitu besarnya pengeluaran konsumsi yang harus dilakukan, walaupuntidak ada pendapatan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini disebut pengeluaran konsumsi otonom (outonomous consumtion).Pertumbuhan ekonomi saat ini bertumpu pada konsumsi karena peranan sektor investasi danekspor mendorong pertumbuhan ekonomi. Bertitik tolak pada latar belakang masalah yang dipaparkansebelumnya, maka penyusun akan meneliti dan menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhikonsumsi masyarakat di Indonesia. Demikian latar belakang yang bisa kami sajikan selanjutnyakami akan membahas secara rinci dalam pembahasan.

Rumusan Masalah
1.Apa konsumsi dan fungsi konsumsi itu?
2.Apa saja Teori-teori Konsumsi ?
3.Faktor apa saja yang menentukan Tingkat Teori Konsumsi ?


PEMBAHASAN
KONSUMSI DAN FUNGSI KONSUMSI
Dilihat dari arti ekonomi, konsumsi merupakan tindakan untuk mengurangi ataumenghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda. Sedangkan menurut Draham Bannoch dalam bukunya ìeconomicsî memberikan pengertian tentang konsumsi yaitu merupakan pengeluarantotal untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktutertentu (dalam satu tahun) pengeluaran.
Konsumsi berasal dari bahasa Inggris yaitu ìConsumptionî. Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengantujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan tersebut.Pembelanjaan masyarakat atas makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yanglain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untukdigunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI KONSUMSI
Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pemerintah (government consumption) dankonsumsi rumah tangga (household consumption/private consumption). Factor-faktor yangmempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, antara lain :
Faktor Ekonomi
Empat faktor yang menentukan tingkat konsumsi, yaitu :
Pendapatan Rumah Tangga ( Household Income )Pendapatan rumah tangga amat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanyamakin baik tingkat pendapatan, tongkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsimenjadi semakin besar atau mungkin juga pola hidup menjadi semakin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik.
Kekayaan Rumah Tangga ( Household Wealth )Tercakup dalam pengertian kekayaaan rumah tangga adalah kekayaan rill (rumah, tanah, danmobil) dan financial (deposito berjangka, saham, dan surat-surat berharga). Kekayaantersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposable.
Tingkat Bunga ( Interest Rate )Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi keinginan konsumsi. Dengan tingkat bungayang tinggi, maka biaya ekonomi (opportunity cost) dari kegiatan konsumsi akan semakinmaha. Bagi mereka yang ingin mengonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya denganmeminjam dari bankatau menggunakan kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehinggalebih baik menunda/mengurangi konsumsi.
- Perkiraan Tentang Masa Depan (Household Expectation About The Future)Faktor-faktor internal yang dipergunakan untuk memperkirakan prospek masa depan rumahtangga antara lain pekerjaan, karier dan gaji yang menjanjikan, banyak anggota keluarga yangtelah bekerja.Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi antara lain kondisi perekonomiandomestic dan internasional, jenis-jenis dan arah kebijakan ekonomi yang dijalankan pemerintah.
Faktor Demografi
Jumlah PendudukJumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh,walaupun pengeluaran rata-rata per orang atau per keluarga relative rendah. Pengeluarankonsumsi suatu negara akan sangat besar, bila jumlah penduduk sangat banyak dan pendapatan per kapita sangat tinggi.
B. Komposisi PendudukPengaruh komposisi penduduk terhadap tingkat konsumsi, antara lain :o Makin banyak penduduk yang berusia kerja atua produktif (15-64tahun), makin besar tingkat konsumsi. Sebab makin banyak pendudukyang bekerja, penghasilan juga makin besar.o Makin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, tingkat konsumsinya jugamakin tinggi, sebab pada saat seseorang atau suatu keluarga makin berpendidikan tinggi maka kebutuhan hidupnya makin banyak.o Makin banyak penduduk yang tinggal di wilayah perkotaan (urban), pengeluaran konsumsi juga semakin tinggi. Sebab umumnya polahidup masyarakat perkotaan lebih konsumtif disbanding masyarakat pedesaan.
3. Faktor-faktor Non Ekonomi
Factor-faktor non-ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalahfaktor social budaya masyarakat. Misalnya saja, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dan tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggaplebih hebat/ideal.

TEORI KONSUMSI DALAM PERBAIKAN EKONOMI
Teori konsumsi dan tingkat perbaikan ekonomi. 2 hal ini sempat dikemukan oleh presiden SBY saat krisis ekonomi sempat hinggap dan terus hinggap sehinga menjadimasalah tersendiri bagi perekonomian Indonesia bangsa Indonesia secarakeseluruhan.Tingkat konsumsi seperti apa ? Waktu itu Presiden SBY memalui pemerintahannya sempat megajukan usulan
 peningkatkan aktivitas konsumsi dalam ngeriuntuk memulihkan perekonomian, secara tidak langsung industri ekonomi dalam negri akantumbuh dengan baik.
 Konsumsi seperti apa ? pertanyaan yang terus berulang, banyak pihak yang mengatakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia rendah. Kalau begitu apa ukurannya ? di sektor manasaja ? Sebuah jawaban yang belum saya ketahui. Tapi sekarang mari kita lihat apakahsebenarnya daya beli mayarakat Indonesia rendah .Pernyataan daya beli masyarakat Indonesia sebenarnya tidak lah rendah jika hal inidihitung dari kebutuhan sekunder.Yang masih membinggungkan sekarang ini ialah masyaraktIndonesia sepertinya tidak lagi bisa membedakan yang mana kebutuhan primer atau
kebutuhan sekunder ,sebuah teori mengatakan ”
 Lihat saja sekarang hampir dari satu setengah populasi penduduk Indonesia sudah punya mobile communication atau bahasa sederhananya adalah handphone atau sim card proveider telepon
 selular”.Handphone atau pun sim card bukalah barang mahal lagi yang siap dikonsumsi,meskipun harganya bisa mencapai jutaan tidak dipermasalahkan. Sedangkan kebutuhan primer berupa pangan,sandang dan papan menjadi sesuatu yang terpinggirkan. Jika ditanya dikalangan menengah ke atas jelas jawabnnya mereka bisa berimbang. Tapi kelas menengah ke bawah jawabannya bisa mendua .Kenapa mendua ? karena barang sekunder seperti teleponselular juga sudah menjadi kebutuhan wajib buat mereka. Harga yang biasnya diterapkanoleh perusahaan telepon dan perusahaan provider memudahkan konsumen untuk memilihhandphone atau sim card yang mereka inginkan. Masalah pulsa jelas yang ke dua .Sedangkantariff yang berlomba-lomba masih diperangkan tetap menjadi acuan konsumen. Konsumenmenjadi konsumtif sekarang rendahkah daya beli konsumen. jika kembali ke bagaimana teori konsumsi dan kebutuhan tersebut,jika saja semua orangIndonesia sadar dan bisa memilih menyelamatkan ekonomi Indonesia terlebih dahulu baruekonomi perusahaannya dan ekonomi diri-nya atau apa apun itu saya yakin sebuah debatnarsis tidak akan terjadi,siapa yang ingin menjadi pahlawan,dan siapa yang hanya bermulut besar akan tersadar tentang betapa besarnya sebuah arti nurani untuk kehidupan bersama bangsa Indonesia.
Kesimpulan
Teori Konsumsi adalah teori yang mempelajari bagaimana manusia / konsumen itumemuaskan kebutuhannya dengan pembelian / penggunaan barang dan jasa. Sedangkan pelaku konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa jumlah barang dan jasa yang akandibeli dalam berbagai situasi.Fungsi konsumsi adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antaratingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional(pendapatan disposebel ) perekonomian tersebut. Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan, Perkembangan ekonomi yang terjadi mengakibatkan bertambahnya variabel yangdapat mempengaruhi pengeluaran konsumsi selain pendapatan nasional, inflasi, suku bunga,dan jumlah uang beredar.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini yang dimana kami membahas tentang “TEORIKONSUMSI”, penulis menggunakan sumber yang cukup mendasar bagi judul makalah ini.
Selain itu, bentuk pemaparan dan penjelasan makalah ini menggunakan metode pendeskripsian dan argumentasi bagi masalah-masalah yang dituangkan dalam makalah.Penggunaan gaya bahasa yang mudah dipahami membuat sebuah kajian baru dalammenyelesaikan suatu studi kasus.Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekuranganyang perlu ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu menyempurkan makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnyadunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.